Sama-sama menggunakan carrier nyamuk dalam cara penyebarannya, ada perbedaan antara penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD) yang wajib diketahui. Baik penyakit malaria maupun demam berdarah adalah penyakit infeksi akut dan kronis yang berpotensi membahayakan jiwa penderita. Mari kenali penyakit malaria dan demam berdarah secara jelas supaya deteksi dini dan penanganan medis semakin tepat sasaran.
Bahaya Penyakit Malaria & Penyebabnya
Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles dengan parasit Plasmodium. Setelah tergigit, maka parasit akan masuk ke dalam aliran darah menuju organ hati. Parasit ini lalu akan berkembang biak dan setelah beberapa hari. Parasit dewasa akan kembali mengikuti peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah.
Dalam kurun waktu 48-72 jam, parasit di dalam sel darah merah akan terus berkembang biak sehingga sel yang terinfeksi pecah. Infeksi ini akan terus berlangsung dengan gejala malaria yang berulang kali muncul dalam siklus 2-3 hari.
Penyakit malaria sering ditemukan di daerah yang beriklim tropis. Parasit ini bisa bertahan hidup. Sebuah studi oleh WHO 2016 menyatakan terdapat estimasi 216 juta kasus penyakit malaria di lebih dari 90 negara di dunia. Penyakit malaria juga bisa menyerang mereka yang bepergian ke negara yang rentan terserang nyamuk penjangkit.
Gejala malaria umumnya terjadi dalam 10-14 hari setelah terinfeksi. Pada beberapa kasus, gejala malaria mungkin setelah beberapa bulan terjangkiti. Ini karena parasit tidak langsung aktif setelah masuk ke dalam tubuh. Untuk gejala malaria yang umum antara lain:
- Perasaan menggigil dengan intensitas sedang hingga parah
- Demam tinggi
- Sering berkeringat
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah- muntah
- Sakit perut, diare atau BAB berdarah
- Gejala anemia atau kurang darah
- Nyeri atau ngilu pada tubuh
Perbedaan Penyakit Malaria dan DBD
Sama-sama mengakibatkan demam dan tubuh terasa sakit atau ngilu, Anda harus jeli dalam beberapa hal yang membedakan antara penyakit malaria dan DBD:
- Salah satu perbedaan dari gejala demam pada DBD adalah demam tinggi yang bisa mencapai 39,5-41,4 derajat Celcius dalam 7 hari. Pada gejala malaria, demam umumnya berlangsung dalam waktu yang lebih pendek.
- Demam DBD akan disertai sakit kepala, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri pada mata, serta ruam pada anggota tubuh atas dan bawah. Mengutip situs Only My Health, demam pada pasien DBD bisa menghilang untuk kemudian muncul kembali bersamaan dengan hadirnya gejala ruam kulit.
- Untuk gejala malaria, perhatikan beberapa hal seperti menggigil, anemia, nyeri sendi, muntah, kejang, dan berkeringat. Gejala malaria umumnya terjadi dalam tiga tahap: batuk, panas, dan berkeringat.
- Pelajari juga perbedaan antara penyakit malaria dan DBD dari masa inkubasi. Pada malaria, dibutuhkan waktu 10-15 hari hingga gejala muncul. Gejala DBD bisa muncul setelah 4-5 hari terinfeksi.
- Kedua penyakit ini juga didiagnosis dengan prosedur yang berbeda. Malaria dideteksi melalui pemantauan mikroskopis, sedangkan demam berdarah membutuh pengujian antigen dan antibodi.
Jika Anda mengalami salah satu gejala utama yang tidak kunjung membaik, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, cegah kedua penyakit ini dengan menjaga kebersihan diri dan sekitar rumah. Sediakan sabun antibakteri dan hand sanitizer Lifebuoy untuk memastikan tangan dan tubuh terhindar dari kuman dan bakteri. Kenakan pakaian lengan panjang dan tidak menunda kunjungan ke dokter sebelum gejala semakin memburuk.