Yuk, Kenalan dengan Vaksin dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
Kamu harus proaktif mencari tahu tentang apa itu vaksin supaya tidak ragu menerimanya. Manfaat vaksin membuat imun tubuh terjaga dan terhindar dari sakit parah.

Sejak akhir tahun 2020, pembahasan tentang vaksin selalu hangat diperbincangkan oleh semua orang. Pemberian vaksin diklaim dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi dampak buruk berbagai penyakit, terutama Covid-19. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui manfaat vaksin sehingga enggan menerima vaksinasi. Pemerintah Republik Indonesia berupaya menjalankan program vaksinasi massal untuk mengurangi dampak buruk Covid-19 yang kerap berujung kematian. Sayangnya, masih banyak yang bertanya-tanya tentang apa itu vaksin karena proses sosialisasinya belum dilakukan secara maksimal.
Bila kamu belum terlalu memahami manfaat vaksin, sebaiknya kamu mencari informasi valid agar tidak ragu menjalani proses vaksinasi. Ulasan berikut ini akan menambah wawasanmu tentang apa itu vaksin dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Sejarah Penemuan Vaksin
Sebelum vaksin ditemukan, kondisi kesehatan masyarakat dunia sangat terancam oleh kemunculan berbagai jenis penyakit. Kemudian, China menemukan cikal bakal vaksin modern dengan teknik variolation pada akhir abad ke-10. Teknik tersebut dilakukan dengan cara memaparkan jaringan koreng akibat penyakit kepada orang sehat agar orang-orang sehat tersebut menjadi kebal.
Perkembangan vaksin berlangsung pesat pada abad ke-18 karena kemunculan penyakit cacar sapi. Kala itu, cacar merupakan penyakit infeksi yang sangat menular dan 30% pengidapnya berisiko meninggal dunia. Sementara itu, pengidap cacar yang selamat berisiko mengalami kebutaan atau bekas luka pada kulit. Seorang dokter asal Inggris bernama Edward Jenner mengamati kaum wanita pemerah susu sapi berisiko mengidap cacar sapi ringan dan tidak mematikan.
Berdasarkan pengamatan tersebut, Edward Jenner mencoba menyuntikkan nanah dari cacar sapi kepada anak berusia 8 tahun bernama James Phipps pada tahun 1796. James menunjukkan gejala penyakit cacar pasca penyuntikan tetapi kemudian berangsur-angsur sehat. Kemudian, Edward Jenner kembali menyuntikkan nanah cacar sapi setelah James sehat. Hasilnya, James tetap sehat karena telah kebal cacar sapi. Hasil penelitian tersebut dirilis pada tahun 1798 dan memunculkan istilah vaksin. Vaksin berasal dari kata vacca dalam bahasa Latin yang artinya sapi.
Catatan Tentang Keberhasilan Vaksin

Dalam kurun waktu satu abad terakhir, keberhasilan vaksin membantu mengurangi dampak buruk kesehatan dan risiko kematian masyarakat dunia. Salah satu contoh konkretnya adalah penyakit campak (measles) yang menyebabkan 2,6 juta orang meninggal dunia sebelum vaksinnya diperkenalkan pada tahun 1960. Menurut WHO, penurunan angka kematian akibat campak mencapai 80% pada periode antara tahun 2000 dan 2007.
Hal serupa juga terjadi pada angka kematian akibat berbagai penyakit lainnya seperti gondong (mumps), campak Jerman (rubella), dan polio. Beberapa puluh tahun lalu, wabah polio menyebabkan jutaan orang mengalami kelumpuhan dan meninggal dunia. Namun kini kasus polio terbilang sangat rendah bahkan nyaris tidak ada.
Bagaimana Cara Kerja Vaksin?
Vaksin mengandung zat asing (antigen) yang telah dinonaktifkan sebelum dimasukkan ke tubuh manusia. Setelah vaksin disuntikkan, antigen yang masuk ke tubuh akan memicu sistem imun melepaskan antibodi untuk melawan antigen tersebut. Setelah ancaman antigen pada tubuh selesai dan tubuh berangsur-angsur kembali sehat, ada sebagian antibodi yang rusak dan kalah. Kendati demikian, sebagian antibodi yang terbentuk (dapat disebut sel B) akan menetap pada tubuh untuk mengidentifikasi dan melawan penyakit akibat infeksi virus dan bakteri. Jika di kemudian hari tubuhmu terinfeksi mikroorganisme serupa, maka antibodi sudah sigap untuk mengatasinya sehingga kamu tidak mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah.
Mengenal Jenis-Jenis Vaksin
Klasifikasi jenis vaksin berdasarkan kandungannya adalah sebagai berikut:
- Vaksin yang dilemahkan (live attenuated vaccine): berisi kuman yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan, contohnya vaksin cacar, campak, gondong, demam kuning, dan rubella.
- Vaksin tidak aktif (inactivated vaccine): mengandung mikroorganisme penyakit yang sudah dibunuh dengan radiasi, panas, atau zat kimia, contohnya vaksin rabies, hepatitis A, influenza, dan polio.
- Vaksin subunit: tidak mengandung mikroorganisme utuh, melainkan hanya terdiri dari beberapa bagian khusus untuk merangsang sistem imun, contohnya hepatitis B, herpes zoster, dan HPV.
- Vaksin toksoid: mengandung racun bakteri yang sudah dilemahkan secara kimiawi, contohnya difteri dan tetanus.
- Vaksin terkonjugasi: terdiri dari antigen yang terhubung dengan molekul gula dan dilapisi khusus polisakarida.
- Vaksin DNA: terbuat dari DNA mikroorganisme.
- Vaksin rekombinan: mirip seperti vaksin DNA dan bertujuan memperkenalkan DNA mikroorganisme pada tubuh.
Apa Saja Manfaat Vaksin Bagi Tubuh?
Setelah pertanyaan tentang apa itu vaksin sudah terjawab, maka kamu juga harus mengenal berbagai manfaat vaksin berikut ini supaya tidak ragu menerima vaksinasi:
● Meminimalkan Penyebaran Penyakit
Risiko penyebaran penyakit dapat diminimalkan bila sebagian besar masyarakat sudah mendapat vaksin. Hal ini dapat terjadi karena orang yang sudah divaksin memiliki kekebalan tubuh yang baik terhadap suatu penyakit sehingga tidak rentan mengidap penyakit tersebut. Contohnya, wabah penyakit campak dan batuk rejan (pertusis) menyerang serta menewaskan bayi dan anak-anak ketika vaksinnya belum ditemukan. Namun, angka penularan dan kematiannya semakin menurun saat sebagian besar bayi baru lahir memperoleh vaksin campak dan pertusis.
● Mengurangi Risiko Cacat dan Angka Kematian
Pemberian vaksin juga penting untuk mengurangi risiko cacat dan angka kematian. Contohnya, wanita yang sudah divaksin tidak berisiko menularkan penyakit pada janin yang dikandungnya sehingga anak bisa lahir dalam kondisi sehat. Selain itu, vaksin cacar juga meminimalkan risiko kebutaan dan bekas luka. Angka kematian akibat wabah penyakit pun berkurang drastis bila sebagian besar orang sudah mendapat vaksin.
● Menghemat Waktu dan Biaya
Wabah penyakit yang menyerang suatu daerah bukan hanya mengganggu kesehatan penduduk daerah tersebut, tetapi juga menyita waktu dan biaya. Banyak waktu yang harus diluangkan dan biaya yang mesti dikeluarkan untuk menangani wabah penyakit hingga benar-benar sembuh. Itulah sebabnya vaksinasi patut dilakukan secara menyeluruh untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga setiap daerah tidak perlu melakukan proses perawatan dan pemulihan jangka panjang akibat dampak wabah penyakit yang berbahaya.
● Melindungi Generasi Penerus
Vaksinasi terbukti ampuh meminimalkan risiko cacat permanen dan kematian sejak usia anak-anak. Oleh sebab itu, anak-anak disarankan mendapatkan vaksin lengkap sejak baru lahir untuk mengurangi risiko penyakit, contohnya vaksin cacar yang melindungi anak dari risiko cacar di masa depan.. Keberhasilan tersebut membuat kelangsungan generasi penerus yang sehat dan cerdas tetap terjaga.
Siapa Saja yang Boleh Divaksin?
Pada dasarnya, vaksin boleh diterima oleh seluruh kalangan usia, termasuk bayi baru lahir dan lansia. Sejak baru lahir, bayi harus menerima vaksin sesuai jadwal agar kondisinya sehat dan tumbuh kembangnya berlangsung maksimal. Walaupun pemberian vaksin tergolong aman bagi siapa saja, beberapa kondisi khusus berikut ini membuatmu harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima vaksin:
- Sedang dalam masa kehamilan atau menyusui.
- Memiliki alergi yang parah, riwayat penyakit kronis, atau penyakit bawaan.
- Mempunyai riwayat alergi terhadap vaksin tertentu.
- Memiliki masalah sistem imun tubuh (autoimun).
- Baru sembuh dari penyakit, misalnya penyintas Covid-19 yang baru sembuh tetapi hendak segera menerima vaksin Covid.
- Menjalani terapi aktif jangka panjang akibat penyakit tertentu, misalnya kelainan darah.
Persiapan Sebelum Divaksin

Kondisi tubuh harus dalam keadaan benar-benar sehat sesaat sebelum menerima vaksin sehingga risiko sakit pasca vaksin dapat diminimalkan. Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai persiapan sebelum vaksin, yaitu:
- Berkonsultasi dengan dokter: persiapan yang satu ini patut dilakukan bila kamu memiliki riwayat penyakit tertentu. Nantinya, dokter akan membantu memutuskan apakah kamu bisa menerima vaksin atau tidak.
- Tidak berolahraga secara berlebihan: olahraga berlebihan sebelum menerima vaksin membuat tubuhmu mudah lelah. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun dan kamu rentan sakit pasca vaksinasi.
- Mengonsumsi makanan bergizi: asupan makanan yang mengandung gizi seimbang sangat penting untuk memaksimalkan sistem imun tubuh sehingga reaksi tubuh yang berlebihan pasca vaksin (misalnya demam tinggi, pusing, dan lemas) akan berkurang.
- Menghindari konsumsi alkohol: sebaiknya kamu menghentikan konsumsi alkohol minimal 2 minggu sebelum vaksin karena alkohol dapat melemahkan sistem imun tubuh.
- Mengelola stres secara efektif: kondisi stres juga berpengaruh terhadap imun tubuh. Stres dalam jangka panjang dapat memicu berbagai gejala stres oksidatif serta menstimulasi hormon kortisol yang membuat daya tahan tubuh melemah. Kamu harus berada dalam kondisi rileks sebelum menerima vaksin.
- Memiliki waktu tidur yang cukup: sebelum menerima vaksin, usahakan untuk tidur 7 hingga 9 jam supaya tubuh fit dan sistem imun tubuh tetap terjaga.
Mencermati Efek Vaksin pada Tubuh
Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda sehingga dampak pasca vaksin yang dialami juga berbeda-beda. Ada orang yang tetap sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa setelah menerima vaksin. Namun, ada pula yang mengalami satu atau beberapa gejala berikut ini:
- Nyeri dan bengkak pada bagian tubuh yang divaksin.
- Nyeri otot pada sekujur tubuh.
- Demam dan menggigil.
- Mudah lelah dan lemas.
- Sakit kepala.
- Pada kondisi tertentu, seseorang juga bisa mengalami sesak napas dan reaksi alergi yang parah (anafilaksis).
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meringankan keluhan pasca vaksin, yaitu:
- Mengompres bagian tubuh yang disuntik dengan handuk dingin untuk mengurangi nyeri.
- Sering menggerak-gerakkan bagian tubuh yang baru disuntik, misalnya lengan.
- Beristirahat yang cukup supaya tubuh lekas pulih.
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk mendukung sistem imun tubuh.
- Minum air dalam jumlah cukup agar terhindar dari risiko dehidrasi, terutama jika mengalami demam pasca vaksin.
- Menunda rutinitas olahraga beberapa hari pasca vaksin, khususnya olahraga berat dengan intensitas tinggi.
- Membatasi aktivitas di kerumunan supaya tidak tertular penyakit setelah menerima vaksin.
- Meminimalkan kontak fisik dengan pengidap penyakit.
- Menjaga kebersihan diri sendiri secara telaten agar terhindar dari mikroorganisme penyebab penyakit.
- Menyiapkan kondisi kesehatan yang prima untuk menerima vaksin kedua (jika ada).
Kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter bila mengalami beberapa gejala berikut ini pasca vaksin:
- Sesak napas parah disertai gejala lainnya seperti batuk-batuk.
- Jantung berdebar-debar dan nyeri dada disertai pembengkakan pada tungkai kaki.
- Nyeri dan ruam pada bagian tubuh yang disuntik tampak memburuk 24 jam pasca menerima vaksin.
- Demam dan sakit kepala tak kunjung reda beberapa hari pasca menerima vaksin.
Selain harus menjalani pola hidup sehat, kamu juga harus telaten menjaga kebersihan tubuh untuk meminimalkan risiko kontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit. Jangan malas mandi minimal 2 kali sehari dengan Lifebuoy Sabun Cair Total 10.
Produk sabun Lifebuoy yang satu ini diperkaya ActivSilver+ formula dan timol aktif yang bermanfaat sebagai antiseptik alami. Tekstur busa sabun cair Lifebuoy Total 10 yang lembut dapat meresap ke pori-pori kulit dan membasmi 10 kuman penyebab infeksi kulit sampai tuntas. Tubuhmu jadi bersih, segar, dan terhindar dari penyakit bila kamu selalu menggunakan sabun cair Lifebuoy Total 10 saat mandi. Bila tubuh senantiasa bersih dan segar, kamu pasti selalu sehat dan bersemangat saat beraktivitas.

Selebihnya dari Lifebuoy:
Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Gejala Selesma dan Flu
Gejala penyakit selesma sering dianggap sebagai flu. Padahal penyakit selesma dan flu berbeda. Berikut 5 perbedaan gejala selesma dan flu.
Yuk Mengenal Varian Baru Virus Corona Agar Kita Bisa Mencegah dan Tidak Mudah Tertular
Pandemi yang tak kunjung usai hingga munculnya varian baru virus corona semakin membuat kekhawatiran masyarakat bertambah
3 min read
Bau Badan
Untuk anda yang sering beraktifitas diluar rumah, tentunya ingin terhindar dari bau badan. Yuk, simak informasi menarik seputar bau badan disini!
Apa yang Dimaksud Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Bawah?
Penyakit infeksi pernafasan terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Lalu, apa beda keduanya? Yuk, cari tahu di sini!