Kolera masih sangat menghantui negara-negara bersanitasi rendah. Meski gejalanya mirip diare dan sering dianggap sepele, nyatanya penyakit kolera bisa berujung pada kematian.
Penyebab kolera adalah bakteri Vibrio cholerae dan Vibrio eltor. Kedua bakteri ini menyerang usus sehingga menyebabkan orang terinfeksi akan mengalami diare parah disertai muntah-muntah. Jika tidak segera ditangani, bakteri penyebab kolera ini juga akan terus menyerang usus hingga menyebabkan infeksi akut.
Penyakit kolera pertama kali mewabah di Amerika Serikat sekitar tahun 1800. Di Indonesia, penyakit yang disebabkan bakteri ini bahkan sempat merenggut nyawa lebih dari 100.000 orang di Pulau Jawa. kolera juga sempat kembali mewabah di Indonesia, khususnya kawasan Sulawesi pada sekitar 1960-an.
Tentunya Anda dan semua orang tidak ingin mengulang kembali sejarah kelam penyakit kolera di Indonesia. Karena itu, mengenali risiko, gejala, dan penanganannya menjadi hal yang amat penting dilakukan.
Penyebab Kolera
kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae dan Vibrio eltor. Sebenarnya, kedua jenis bakteri muncul di feses orang yang terinfeksi. Namun dari feses tersebut, bakteri dapat terbawa ke berbagai jenis makanan dan minuman yang Anda santap.
Penyebaran bakteri penyebab kolera ini sendiri umumnya berasal dari air. Ini karena Vibrio cholera atauupun Vibrio eltor bisa hidup bebas di lingkungan perairan, seperti sungai dan sumur, walaupun sudah terlepas dari inangnya yang berupa feses. Bakteri penyebab kolera ini kemudian akan menginfeksi bahan makanan dan minuman yang penyajiannya kurang bersih. Dikarenakan alasan inilah, umumnya penyakit kolera menjangkiti daerah-daerah yang tingkat sanitasinya masih kurang baik.
Selain lewat makanan dan minuman, faktor risiko kolera yang lainnya adalah dekat tidaknya Anda dengan penderita kolera. Penyakit ini memang tidak menular secara langsung antarmanusia. Namun, jika tinggal serumah dengan penderita kolera, risiko Anda terpapar penyakit ini bisa semakin besar. Ketika Anda serumah dengan penderita kolera, kemungkinan pertukaran bakteri penyebab kolera sangat mudah terjadi lewat makanan dan minuman.
Gejala Penyakit Kolera
Dikarenakan bakteri penyebab kolera sifatnya menyerang usus, berbagai masalah terkait pencernaan menjadi gejala awal penyakit ini. Sepintas gejala kolera mungkin terkesan wajar dan mirip dengan penyakit lain, namun mesti diwaspadai.
Gejala utama penyakit kolera adalah diare, baik ringan hingga berubah menjadi diare parah. Diare berlebihan akibat infeksi bakteri kolera sangat mungkin membuat penderitanya dehidrasi. Selain itu, tidak ditampik adanya gejala-gejala pencernaan lain yang mengawalinya, seperti rasa mual berlebihan, juga muntah-muntah.
Perlu diwaspadai juga gejala kolera pada anak-anak karena umumnya cenderung lebih berat. Beberapa gejala kolera pada anak seperti kram perut, kejang-kejang karena penurunan gula darah, sampai penurunan kesadaran.
Tips Mencegah Kolera
Kunci utama dalam mencegah bakteri penyebab kolera menyerang adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ini karena penyebab kolera tidak sebenarnya sangat mudah mati apabila berada di lingkungan yang bersih.
Mencuci bahan makanan dan minuman secara bersih di air mengalir menjadi cara efektif untuk mencegah penularan bakteri penyebab kolera. Kebersihan diri Anda juga perlu dijaga. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir setiap ingin makan dan minum. Ini untuk mematikan segala bakteri dan virus yang berpotensi menjadi penyakit, termasuk bakteri Vibrio chorelae dan Vibrio eltor yang menjadi penyebab kolera.
Gaya hidup bersih, tidak terkecuali mencuci tangan dengan sabun Lifebuoy, menjadi kunci sukses untuk menghindarkan Anda dari penyakit kolera. Namun, jika memang Anda telanjur terserang bakteri penyebab penyakit ini dan mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit kolera, memeriksakan diri segera ke dokter wajib dilakukan untuk menghindari risiko lebih buruk serta membatasi penularan.