Pada Juli 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus Corona menyebar melalui udara (airborne). Airborne Disease adalah penyakit yang menyebar atau ditularkan melalui udara dari waktu ke waktu seperti flu, cacar air, TBC, dan gondongan. Sementara itu, virus Corona dapat bertahan lama di udara pada ruang tertutup yang minim ventilasi udara seperti di kantor, gym, atau di dalam mobil.
Sebelumnya, WHO mengungkap virus Corona hanya menyebar melalui droplet dari orang yang sudah terinfeksi. Droplet dikeluarkan orang yang terinfeksi melalui batuk, bersin, ataupun pada saat berbicara. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak proses penyebaran penyakit secara airborne berikut.
1. Menyebar melalui partikel udara
Selain menyebar melalui droplet, WHO kini membenarkan virus Corona dapat menyebar melalui partikel udara. Istilah lainnya disebut airborne aerosol. Aerosol adalah partikel cair atau padat yang mengumpul di udara. Aerosol terbentuk ketika tetesan kecil (droplet) menguap lebih cepat daripada jatuh ke tanah.
Studi menunjukkan, virus Corona dapat dilepaskan seseorang yang terinfeksi ketika mereka bernapas, bersin, berbicara dan batuk. Tetesan tersebut mengandung virus yang dapat melayang di udara dalam waktu sampai tiga jam. Orang yang berjarak dekat dengan seseorang yang terinfeksi ini berisiko terpapar virus sehingga rantai penularan pun dimulai.
Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak harus tetap disiplin dilakukan. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer juga sangat penting. Droplet yang dikeluarkan penderita dapat menempel di benda-benda yang mungkin akan Anda pegang. Di fasilitas publik misalnya, seperti tombol lift, pegangan bis, tangga, pegangan pintu, tombol ATM semuanya dapat menjadi lahan berkumpulnya virus.
2. Berisiko menyebar di ruang tertutup
Faktor risiko dari airborne disease lainnya yaitu dapat menyebar di ruang tertutup dan memiliki ventilasi udara yang buruk. Virus dapat menetap di udara sehingga terhirup orang-orang di ruangan tersebut.