Selesma adalah penyakit yang disebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Selesma banyak terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuh yang lemah dan belum matang. Namun, selesma juga sering terjadi pada orang dewasa bahkan dua sampai tiga kali dalam setahun.
Infeksi virus yang menyebabkan selesma biasanya merupakan virus yang tidak ganas, contohnya rhinovirus. Karena itu, penderita selesma bisa sembuh dengan sendirinya tanpa ada penanganan khusus.
Gejala selesma pun lebih ringan bila dibandingkan flu. Beberapa gejalanya yaitu hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan. Gejala selesma umumnya jarang mengalami demam dan sakit kepala, tidak sampai membuat penderitanya terbaring di tempat tidur, serta jarang mengalami penurunan daya tubuh.
Dikarenakan kemiripannya, gejala penyakit selesma sering dianggap flu. Padahal, penyakit selesma dan flu berbeda. Flu menginfeksi seseorang karena virus influenza. Virus influenza lebih berbahaya dan cenderung bersifat ganas. Flu pun dapat menjadi wabah dan mengancam nyawa seseorang.
Berikut 5 perbedaan gejala selesma dan flu.
1. Demam
Gejala selesma tidak menimbulkan demam, seperti halnya flu. Penderita flu sering mengalami demam di atas 38 derajat Celcius. Untuk mengatasinya, Anda bisa beristirahat dan mengompres dahi dengan air dingin.
Ketika terkena flu, gunakanlah masker jika Anda harus beraktivitas di luar rumah. Hindari berkumpul bersama orang lain untuk mencegah penularan virus.
2. Sakit kepala
Berbeda dengan penyakit selesma, gejala flu lainnya yaitu sakit kepala. Seseorang yang terinfeksi virus influenza mengalami sakit kepala yang disertai demam. Ketika sakit kepala menyerang, Anda dapat mengonsumsi obat penahan sakit kepala atau paracetamol.
3. Membuat penderitanya terbaring di tempat tidur
Perbedaan gejala lainnya yaitu pada penyakit influenza penderitanya bisa sampai terbaring lemas di tempat tidur selama 5-10 hari. Hal ini juga disebabkan badan yang terasa nyeri dan pegal-pegal.
Jika badan mengalami lemas dan Anda harus terbaring di tempat tidur, gunakanlah waktu tersebut untuk beristirahat total atau bed rest. Istirahat yang cukup dapat membantu memulihkan kondisi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Batuk yang cenderung menjadi parah
Penderita selesma biasanya hanya mengalami batuk ringan sampai sedang. Sedangkan, batuk pada penderita flu seringkali intens dan semakin parah.
Perbanyaklah minum air putih hangat ketika batuk tidak kunjung hilang. Untuk mencegah penularan kepada orang lain, gunakanlah masker yang bisa menahan droplet batuk Anda.
5. Daya tahan tubuh melemah
Gejala selesma yang berbeda dari gejala flu lainnya yaitu jarang mengalami penurunan daya tahan tubuh. Flu justru membuat penderita mengalami penurunan daya tahan tubuh.
Sakit kepala, batuk, dan demam membuat daya tahan tubuh penderita flu melemah. Selain itu, daya tahan tubuh yang lemah tersebut harus bisa melawan virus penyebab flu.
Baik selesma dan flu dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Beberapa upaya yang bisa Anda lakukan adalah menjaga pola makan, olahraga teratur, dan minum multivitamin. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari stres, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Menjaga kebersihan diri bisa dilakukan dengan mudah. Seperti dengan rajin mencuci tangan sebelum makan, sehabis dari kamar mandi, selepas beraktivitas fisik, maupun bepergian. Anda bisa menggunakan produk Lifebuoy body wash, hand wash, dan hand sanitizer.