Sering Bersin? Kenali Ciri-ciri Alergi Debu dan Penanganannya
Anda sering bersin-bersin padahal tidak sedang sakit flu? Bisa jadi Anda menderita alergi debu. Yuk, kenali ciri-ciri alergi debu!

Debu adalah salah satu partikel halus yang terdapat di sekitar kita. Dalam situs Hellosehat dijelaskan, debu merupakan kumpulan sel kulit mati, kotoran, bulu hewan, dan berbagai zat asing (mikroorganisme) lain. Pada sebagian orang, paparan debu dapat menimbulkan ketidaknyamanan hingga gangguan kesehatan. Orang yang sensitif terhadap debu disebut menderita alergi debu. Alergi debu pada anak juga cukup banyak terjadi.
Alergi debu merupakan salah satu jenis alergi yang paling umum. Alergi adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Alergi debu sebenarnya bukan berarti Anda alergi terhadap debu, melainkan terhadap zat-zat yang terdapat di dalam debu. Alergi debu terjadi saat sistem kekebalan tubuh menganggap zat-zat asing yang terdapat di debu berbahaya bagi tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh lalu menghasilkan antibodi untuk melawan zat asing tersebut.
Selain melepaskan antibodi, sistem kekebalan tubuh juga menghasilkan histamin dan senyawa kimia lain yang memicu reaksi peradangan. Semua proses inilah yang kemudian memicu timbulnya gejala alergi.
Untuk mengetahui secara pasti alergen apa di debu yang menyebabkan reaksi alergi, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan mencoba mendiagnosis komponen dalam debu yang memicu reaksi alergi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan atau melalui tes kulit (skin-prick atau patch test).
Alergi debu dapat diderita orang dewasa maupun anak. Penanganan alergi debu pada anak dan pada orang dewasa kurang lebih sama, yaitu menghindari debu yang menjadi alergen (pemicu alergi). Alergi debu lebih rentan menyerang orang-orang yang memiliki salah satu atau beberapa kondisi di bawah ini:
- Memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi debu, asma, atau jenis alergi lainnya.
- Anak-anak.
- Sejak kecil jarang terkena debu.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kenali Zat-zat Pemicu Alergi Debu
Alergi debu terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat yang terdapat di dalam debu.
- Tungau
Serangga kecil ini sering terdapat di dalam debu. Gejala alergi debu timbul bila penderitanya menghirup debu yang mengandung feses tungau. Ini terjadi karena feses tungau mengandung protein yang dianggap berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh.
Tungau biasanya berkembang biak di sudut-sudut rumah yang hangat dan lembap dan hidup di kasur, sofa, lemari, karpet, tirai, dan perabotan lainnya. Anda dapat mengurangi populasi tungau di rumah dengan rajin mengelap perabotan. Selain itu, Anda bisa memasang humidifier untuk mengatur kelembapan udara di rumah tidak kurang dari 50 persen.
- Jamur
Jamur dan sporanya juga dapat menyebabkan gejala alergi debu. Jamur sering ditemui di banyak bagian di dalam rumah, seperti kamar mandi, dapur, atau dekat lemari baju.
Spora adalah salah satu cara perkembangbiakan tumbuhan. Butiran spora sangat ringan dan berukuran kecil sehingga mudah melayang di udara. Bila terhirup oleh penderita alergi, sistem kekebalan tubuh akan menganggapnya sebagai zat berbahaya dan bereaksi secara berlebihan.
- Bulu hewan
Sebenarnya bukan bulu hewan yang menjadi alergen, melainkan protein dalam sel-sel kulit mati, air liur, atau urine yang menempel pada bulu hewan. Orang yang memiliki alergi terhadap bulu hewan sebaiknya tidak memelihara hewan berbulu untuk mencegah timbulnya gejala alergi.
Bila Anda tidak alergi pada bulu hewan, Anda tetap harus membersihkan hewan peliharaan secara rutin. Ini agar kebersihannya terjaga dan bulunya tidak mencemari tempat tinggal Anda.
- Kecoa
Hewan ini termasuk jenis serangga yang dapat menyebarkan penyakit dengan mencemari makanan manusia. Terkadang, liur, urine, dan kotoran kecoa bisa bercampur dengan debu dan menyebabkan gejala alergi. Sama seperti tungau, kecoa senang hidup di tempat bersuhu hangat. Untuk mencegahnya bersarang di rumah, Anda harus membersihkan rumah secara berkala.
- Serbuk sari
Serbuk sari adalah sarana berkembang biak tumbuhan seperti rumput dan bunga. Ukuran serbuk sari sangat kecil dan tidak kelihatan sehingga mudah terbawa angin, bercampur debu, dan terhirup. Gejala alergi debu yang dipicu serbuk sari berbeda-beda, tergantung pada jenis tanamannya.
Ciri-ciri Alergi Debu
Orang yang menderita alergi debu bisa mengalami beberapa gejala. Gejala alergi debu yang dialami satu orang dengan yang lain pun bisa jadi berbeda, tergantung tingkat keparahan alergi. Yuk, kenali ciri-ciri alergi debu yang paling sering muncul:
- Bersin
- Hidung berair
- Hidung tersumbat
- Hidung gatal
- Mata merah (kadang ditambah gatal)
- Batuk
- Nyeri wajah
- Kulit di bawah mata bengkak dan berwarna kebiruan
- Kulit gatal
- Langit-langit mulut gatal
- Tenggorokan gatal
- Sesak napas
- Serangan asma berat
Cara Mengatasi Alergi Debu
Walaupun Anda sudah melakukan berbagai cara untuk meminimalisasi paparan debu, terkadang reaksi alergi tetap dapat timbul. Bila Anda merasakan kemunculan ciri-ciri alergi debu, Anda dapat meredakannya menggunakan obat-obatan tertentu seperti di bawah ini.
- Antihistamin
Obat ini bekerja dengan menghambat kerja histamin, yaitu senyawa kimia yang ikut memicu timbulnya berbagai gejala alergi saat tubuh terpapar alergen. Obat ini lazim diresepkan dokter untuk meredakan reaksi alergi. Antihistamin tersedia dalam bentuk tablet, tetes mata, dan obat semprot hidung.
- Dekongestan
Obat ini sangat efektif untuk meredakan hidung berair atau tersumbat akibat alergi, tetapi tidak bisa meredakan gejala alergi lain. Bila gejala alergi yang Anda rasakan bervariasi, kemungkinan Anda harus minum lebih dari satu jenis obat. Namun, jangan memilih obat sendiri. Berkonsultasilah dengan dokter agar mendapat kombinasi obat yang aman dan tepat untuk meredakan gejala alergi Anda.
- Kortikosteroid
Obat yang tersedia dalam bentuk pil, obat semprot hidung, dan krim oles ini ampuh untuk mengatasi peradangan akibat alergi debu. Kortikosteroid bukan termasuk obat bebas karena harus diresepkan oleh dokter. Kortikosteroid membantu meredakan gejala hidung tersumbat, bersin, dan gejala lain yang mirip pilek.
- Epinefrin
Obat ini disuntikkan ke orang yang memiliki riwayat alergi parah atau anafilaksis dan bisa membahayakan jiwa. Epinefrin harus segera disuntikkan ke penderita alergi yang mengalami gejala pingsan, tekanan darah rendah, atau sesak napas.
Selain mengonsumsi obat-obatan di atas, Anda juga dapat melakukan imunoterapi untuk meringankan alergi debu. Imunoterapi adalah terapi yang bertujuan “melatih” sistem kekebalan tubuh agar tidak terlalu sensitif saat merespons masuknya zat asing, termasuk debu, ke dalam tubuh. Dalam situs web Hellosehat disebutkan imunoterapi untuk alergi terbagi ke dalam dua jenis:
- Terapi alergi subkutan (SCIT), yaitu dokter menyuntikkan alergen pada kulit kemudian mengamati reaksinya. Terapi ini dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam seminggu selama enam bulan hingga beberapa tahun.
- Terapi alergi sublingual (SLIT), yaitu dokter meneteskan alergen ke bawah lidah kemudian mengamati reaksinya. Terapi ini dilakukan selama 3-5 tahun.
Setelah menjalani imunoterapi selama jangka waktu tertentu, reaksi alergi yang sebelumnya tergolong parah dapat menjadi lebih ringan. Pada sebagian orang, reaksi alergi bahkan bisa hilang sama sekali. Ini artinya sistem kekebalan tubuh Anda sudah lebih toleran terhadap paparan debu.
Cara Mencegah Timbulnya Reaksi Alergi Debu
Setelah mengenali ciri-ciri alergi debu, Anda perlu memahami bagaimana cara mencegahnya. Cara utama mencegah timbulnya gejala alergi debu tentu menghindari alergennya, yaitu debu. Namun, debu selalu ada di sekitar kita dan sulit dihindari dan Anda bisa meminimalisasi keberadaannya. Dikutip dari situs Alodokter, berikut tips mengurangi debu di rumah agar Anda terbebas dari reaksi alergi.
- Rajin membersihkan perabot rumah. Pastikan Anda juga membersihkan perabot yang jarang disentuh atau kerap terabaikan, seperti bagian bawah kursi atau sofa, kolong dan atas tempat tidur, dan sudut-sudut ruangan.
- Bersihkan lantai setiap hari. Permukaan ruangan memang tak bisa lepas dari debu. Untuk hasil bersih yang maksimal, Anda dianjurkan untuk menggunakan penyedot debu agar bisa menghilangkan debu dan mikroorganisme lain di rumah.
- Hindari menggunakan karpet. Karpet terbuat dari bahan yang dapat menyimpan debu, sehingga berpotensi memicu reaksi alergi. Bila Anda tetap memakai karpet, pastikan Anda membersihkannya setiap hari untuk mengurangi menumpuknya debu di karpet.
- Cuci seprai, selimut, dan tirai dengan air bersuhu di atas 50 derajat Celcius agar dapat membunuh tungau. Bila memungkinkan, gunakan seprai dan selimut anti-tungau, baik untuk Anda maupun untuk anak.
- Sebaiknya tidak menaruh terlalu banyak benda di rumah agar tidak menjadi tempat berkumpulnya debu. Bila Anda memang memiliki banyak benda seperti hiasan, atau aksesori lain, perlu dibersihkan secara berkala.
- Pisahkan kamar anak dengan tempat menyimpan mainan. Mainan anak, termasuk boneka, merupakan salah satu sumber debu. Menyimpan mainan anak di tempat khusus, dapat membantu menjaga kebersihan kamarnya.
- Bersihkan mainan anak secara rutin. Walaupun mainan anak sudah disimpan di tempat khusus, semua mainan dan tempat penyimpanannya harus tetap dibersihkan secara rutin. Jika tidak dilakukan, mainan anak akan menjadi sarang debu.
- Gunakan penyaring udara yang dilengkapi teknologi penyaring HEPA (high-efficiency particulate air). HEPA dapat menyaring alergen dengan partikel halus seperti tungau. Ingatlah untuk mengganti filternya setiap tiga bulan sekali agar alat tetap berfungsi dengan baik.
- Buka semua jendela di siang hari agar sinar matahari masuk ke dalam rumah dan mengurangi kelembapan. Ini dapat mencegah timbulnya jamur.
- Bagi Anda yang memiliki alergi debu, gunakan masker atau penutup hidung dan mulut saat sedang membersihkan rumah. Langkah ini cukup efektif untuk mencegah Anda menghirup debu dan menimbulkan reaksi alergi.
- Jaga kebersihan tubuh dengan rajin menggunakan produk pembersih antiseptik. Kandungan bahan antibakteri khusus pada sabun antiseptik efektif melindungi tubuh dari kuman yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, memicu pertumbuhan jamur, atau penularan penyakit. Pilih sabun yang mengandung bahan antiseptik alami seperti Lifebuoy Sabun Cair Total 10, Lifebuoy Matcha, Lifebuoy Charcoal, atau Lifebuoy Mild Care.
- Selalu sediakan hand sanitizer, baik di rumah atau saat bepergian. Lifebuoy Hand Sanitizer dapat membunuh 99,9% kuman tanpa air. Produk ini juga akan mengaktifkan peptida kulit untuk meningkatkan imunitas kulit dalam melawan kuman hingga 10 jam setelah penggunaannya. Lifebuoy Hand Sanitizer akan menjaga tangan anda terlindungi dari kuman hingga 10 jam sepanjang hari.
Sumber:
generasimaju.co.id/alergianak/artikel/mengatasi-alergi-debu
alodokter.com/meminimalkan-reaksi-alergi-debu-dengan-cara-ini
hellosehat.com/kesehatan/penyakit/alergi-debu/
lifebuoy.co.id/semua-artikel/berita-kesehatan/perlindungan-tambahan-untuk-mengurangi-risiko-infeksi
lifebuoy.co.id/semua-artikel/berita-kesehatan/hal-yang-harus-diperhatikan-saat-memilih-sabun
Selebihnya dari Lifebuoy:
Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Gejala Selesma dan Flu
Gejala penyakit selesma sering dianggap sebagai flu. Padahal penyakit selesma dan flu berbeda. Berikut 5 perbedaan gejala selesma dan flu.
Yuk Mengenal Varian Baru Virus Corona Agar Kita Bisa Mencegah dan Tidak Mudah Tertular
Pandemi yang tak kunjung usai hingga munculnya varian baru virus corona semakin membuat kekhawatiran masyarakat bertambah
3 min read
Bau Badan
Untuk anda yang sering beraktifitas diluar rumah, tentunya ingin terhindar dari bau badan. Yuk, simak informasi menarik seputar bau badan disini!
Apa yang Dimaksud Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Bawah?
Penyakit infeksi pernafasan terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Lalu, apa beda keduanya? Yuk, cari tahu di sini!