Salmonela Bakteri Penyebab Keracunan Makanan
Salmonela Bakteri Penyebab Keracunan Makanan - Lifebuoy
28 April 2016

Wabah difteri kembali muncul di Indonesia pada 2017. Setelah bertahun-tahun seakan “mati suri”, penyakit menular berbahaya ini kembali mengintai kesehatan masyarakat. Bahkan, wabah penyakit ini sudah dikategorikan sebagai kejadian luar biasa yang membutuhkan penanganan khusus.
Sebagian besar orang menganggap penyakit difteri hanya berbahaya bagi anak-anak. Ini karena sistem pemberian vaksin difteri umumnya diperuntukkan bagi anak-anak berusia 2-18 tahun. Padahal, sebenarnya difteri juga berbahaya bagi orang dewasa. Bila tidak ditangani secara intensif, difteri pada orang dewasa juga dapat mengakibatkan kematian.
Penyebab Penyakit Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Jenis bakteri tersebut sangat mudah menyebar pada anak-anak maupun orang dewasa, terutama orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Beberapa cara penularan bakteri difteri yang wajib diwaspadai yaitu:
- Kontak langsung dengan percikan air liur pengidap difteri.
- Menggunakan barang-barang yang sudah terkontaminasi bakteri difteri.
- Sentuhan langsung dengan luka terbuka pada tubuh pengidap difteri. Cairan pada luka yang terbuka bisa menjadi media penyebaran bakteri difteri dari satu orang ke orang lain.
Saat seseorang mulai terjangkit bakteri difteri, bakteri tersebut akan membunuh sel-sel sehat di tenggorokan. Sel-sel yang sudah mati akan membentuk suatu lapisan tipis berwarna abu-abu di tenggorokan. Kemunculan lapisan tipis tersebut tentu mengganggu kelancaran sistem pernapasan. Selain itu, bakteri difteri dapat menghasilkan racun yang masuk ke aliran darah. Keberadaan racun tersebut akan mengganggu kinerja jantung, ginjal, serta sistem saraf.
Gejala difteri sering dianggap sepele karena awalnya mirip dengan flu biasa. Namun, Anda harus lebih cermat mengamati gejala-gejala ini agar bisa segera melakukan tindakan pengobatan yang tepat:
- Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu di tenggorokan
- Demam dan menggigil
- Sakit tenggorokan dan suara serak
- Sulit menelan makanan dan minuman
- Pembengkakan kelenjar limfa di leher
- Munculnya lendir di hidung (pilek) yang teksturnya semakin kental dan sering bercampur darah
Ada satu gejala difteri lainnya yang jarang terjadi, yaitu munculnya luka pada kulit yang menyerupai borok. Luka tersebut biasanya akan sembuh dalam waktu beberapa bulan tetapi meninggalkan noda di kulit.
Cara Efektif Mencegah Difteri
Secara umum, ada empat cara efektif yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan difteri pada semua usia, yaitu:
Mencuci Tangan dengan Sabun Antiseptik
Anda bisa memberantas bakteri penyebab difteri dengan cara cuci tangan secara teratur. Gunakan sabun antiseptik berkualitas untuk membasmi bakteri dan mikro-organisme lainnya. Sebelum dan setelah beraktivitas, pastikan kalau Anda sudah mencuci tangan sampai bersih. Jangan memegang bagian tubuh lain atau langsung makan dengan tangan yang kotor. Hal sepele tersebut justru berisiko mempercepat penularan bakteri difteri.
Meminimalkan Kontak Langsung dengan Pengidap Difteri
Dikarenakan difteri adalah wabah penyakit yang sangat mudah menular, alangkah lebih baik bila Anda meminimalkan kontak langsung dengan pengidapnya. Usahakan untuk berada di ruangan yang terpisah dengan pengidap bakteri. Anda juga harus memisahkan peralatan yang digunakan pengidap difteri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi menjadi media penularan bakteri.
Mencuci Peralatan Milik Pengidap Difteri Secara Higienis
Jangan panik dulu bila ada anggota keluarga Anda yang terjangkit difteri. Setelah memisahkan peralatan sehari-hari yang digunakannya, peralatan yang digunakan pengidap difteri harus dicuci secara higienis. Gunakan produk desinfektan dan air panas untuk membunuh bakteri penyebab difteri yang mungkin menempel pada peralatan tersebut.
Cermat Menjaga Daya Tahan Tubuh
Menjaga daya tahan tubuh bisa dilakukan secara mudah dengan cara menjalani pola makan sehat dan aktivitas fisik secara teratur. Daya tahan tubuh yang senantiasa prima akan membuat tubuh Anda lebih tahan terhadap serangan bakteri penyebab difteri.
Mencegah Difteri dengan Vaksin
Salah satu cara paling praktis dan ampuh untuk mencegah difteri adalah pemberian vaksin. Vaksin Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT) untuk memperkuat kekebalan tubuh sudah dapat diberikan sejak usia dini, mulai dari ketika anak-anak masih berumur dua tahun. Vaksin serupa untuk penyakit Difteri dan Tetanus (DT) bisa kembali diberikan saat anak berusia 12 tahun (maksimal hingga usia 18 tahun).
Orang dewasa juga dapat terhindar dari penularan difteri melalui pemberian vaksin DPT atau DT dengan dosis sesuai kebutuhan. Kalau daya tahan tubuh orang dewasa menjadi semakin kuat, risiko penyebaran difteri di kalangan orang dewasa pun dapat diminimalkan.
Penanganan Intensif pada Infeksi Shigellosis
Infeksi shigellosis yang menjangkiti anak-anak harus diatasi secara intensif. Pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan adalah memberi asupan air yang cukup. Supaya anak-anak tidak mudah dehidrasi akibat diare. Usahakan agar anak-anak yang sedang mengidap infeksi shigellosis memiliki waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan sistem kekebalan tubuh. Konsumsi makanan bergizi juga sangat dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gizi harian bagi anak. Anda harus berusaha membangkitkan selera makanan anak dengan menyiapkan aneka menu makanan yang disukainya.
Biasanya dokter akan memberikan resep antibiotik jenis cefixime, ampicilin, atau trimethoprim sulfamethoxazole untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Konsumsi antibiotik tersebut harus dilakukan sampai habis untuk mencegah resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Meskipun infeksi shigellosis sangat mudah menular pada anak-anak, bukan berarti Anda tak bisa mengatasinya dengan cara yang tepat. Menjaga kebersihan adalah kunci utama menghindari penularan penyakit akibat bakteri. Jadi, mari mengajarkan si kecil untuk hidup sehat secara disiplin mulai sekarang. Bakteri penyebab infeksi shigellosis pun tak akan mudah mengintai kesehatan buah hati Anda.
Cara Mengobati Penyakit Difteri
Wabah penyakit difteri yang sudah menjangkiti seseorang harus lekas mendapatkan penanganan medis secara intensif. Proses perawatan biasanya mengharuskan pengidap difteri diisolasi di ruangan khusus agar tidak menyebabkan wabah menular. Proses isolasi tersebut akan dibarengi dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi bakteri difteri dalam tubuh. Selain antibiotik, pengidap difteri juga membutuhkan antitoksin untuk menetralkan racun dalam tubuh yang disebabkan bakteri difteri. Risiko kerusakan fungsi organ pun bisa dicegah kalau diagnosis difteri dilakukan sedini mungkin.
Jika Anda atau anggota keluarga lainnya mengalami gejala yang mirip dengan penyakit difteri, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan difteri yang dilakukan secara cepat akan membuat difteri cepat teratasi. Anda pun tak perlu khawatir dengan risiko kerusakan organ atau kematian akibat difteri. Masyarakat modern tentu sudah lebih cermat menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Selebihnya dari Lifebuoy:
Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Gejala Selesma dan Flu
Gejala penyakit selesma sering dianggap sebagai flu. Padahal penyakit selesma dan flu berbeda. Berikut 5 perbedaan gejala selesma dan flu.
Yuk Mengenal Varian Baru Virus Corona Agar Kita Bisa Mencegah dan Tidak Mudah Tertular
Pandemi yang tak kunjung usai hingga munculnya varian baru virus corona semakin membuat kekhawatiran masyarakat bertambah
3 min read
Bau Badan
Untuk anda yang sering beraktifitas diluar rumah, tentunya ingin terhindar dari bau badan. Yuk, simak informasi menarik seputar bau badan disini!
Apa yang Dimaksud Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Bawah?
Penyakit infeksi pernafasan terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Lalu, apa beda keduanya? Yuk, cari tahu di sini!