Cacar api
Cacar api, atau yang juga disebut sebagai shingles, cacar ular, atau herpes zoster adalah jenis cacar yang sama menularnya seperti cacar air. Hal ini karena cacar api pun disebabkan oleh virus Varicella zoster. Namun, rata-rata orang yang mengalami kondisi ini adalah mereka yang sebelumnya sudah pernah terkena cacar air. Jadi, jika kamu belum pernah kena cacar air sama sekali, amat kecil kemungkinannya untuk kamu tertular atau terinfeksi virus Varicella zoster.
Meski disebabkan oleh virus yang sama, cara penularan dan gejala cacar api dan cacar air ternyata berbeda. Bedanya dengan cacar api, cacar jenis ini tidak menyebar melalui batuk ataupun bersin, tetapi dari sentuhan langsung dengan lenting atau cairan lenting yang pecah.
Sementara dilihat dari gejalanya, pada cacar api, kemunculan lenting di kulit tidak hanya terasa gatal saja, tapi juga perih dan panas yang menusuk di kulit. Selain itu, pada cacar api, lokasi lenting berisi cairan biasanya pun terpusat di satu tempat saja dan membentuk pola mengumpul atau melingkar. Lenting cacar api juga umumnya lebih lama mengering dan hilang bekasnya. Biasanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 minggu agar lenting benar-benar kering
Smallpox
Smallpox juga termasuk jenis cacar yang mematikan karena memiliki tingkat keparahan yang serius. Jenis cacar ini dapat menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, termasuk pada anak-anak. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus variola yang dapat memperbanyak diri di pembuluh darah di dalam lapisan kulit. Salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah adanya lenting lepuhan yang berisi nanah. Selain itu, penyebaran lentingnya pun merata di sekujur tubuh.
Kabar baiknya, smallpox adalah jenis cacar yang sudah dinyatakan musnah sejak tahun 1980. Sebelumnya, penyakit ini merupakan sebuah wabah mematikan selama ribuan tahun mengancam kesehatan manusia. Kemusnahan penyakit smallpox sejatinya tidak lepas dari peran kemajuan teknologi medis, yakni vaksin cacar. Penemuan vaksin cacar ini bahkan menjadi tonggak sejarah dalam dunia medis, karena menjadi vaksin pertama yang dibuat untuk menekan penyebaran penyakit yang disebabkan akibat infeksi virus.
Monkeypox
Monkeypox atau orang awam mengenalnya dengan penyakit cacar monyet adalah jenis cacar yang masih masuk dalam keluarga virus pox. Dinamakan cacar monyet karena penularan penyakit ini berasal dari virus langka yang menginfeksi monyet. Virus tersebut dapat memasuki tubuh manusia melalui sentuhan langsung, luka terbuka di kulit, saluran pernapasan, air liur dan selaput lendir. Secara umum, penyakit ini memiliki gejala yang serupa dengan penyakit smallpox. Bedanya, cacar monyet menyebabkan penderitanya mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening yang ada di ketiak.
Kasus cacar monyet pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 pada sekumpulan kera eksperimental milik suatu instansi kesehatan. Sementara pada manusia, penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan. Sama seperti penyakit smallpox, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terutama orang dengan sistem tubuh yang lemah. Menurut laporan, sekitar 10% kasus kematian penyakit cacar monyet diketahui adalah anak-anak.
Sekadar informasi, hingga saat ini kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia. Dan, salah satu cara pencegahan terbaik untuk terhindar dari cacar jenis ini adalah dengan melakukan vaksin Jynneos. Vaksin tersebut telah mendapatkan persetujuan oleh FDA sejak tahun 2019 untuk mencegah penyakit smallpox sekaligus monkeypox.