Cara Pencegahan Virus COVID-19 dengan Protokol 5M

Cara Pencegahan Virus COVID-19 dengan Protokol 5M

Pandemi COVID-19 yang sudah lebih dari satu tahun memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, dalam hal ini menerapkan protokol kesehatan terbaru, yakni gerakan 5M secara ketat dan tepat. Sayangnya, masih banyak orang yang melanggar bahkan belum paham betul mengenai penerapan protokol kesehatan terbaru tersebut. Padahal, kebijakan tersebut sebagai cara pencegahan penyebaran virus Corona yang kian meluas dan bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. 

Lantas, apa itu 5M? Dan, apa bedanya dengan gerakan 3M? Yuk, simak ulasan berikut!

Ragam Cara Pemerintah untuk Menanggulangi Pandemi COVID-19

Untuk mengendalikan pandemi COVID-19 di Indonesia, pemerintah telah berupaya melakukan berbagai cara pencegahan. Salah satunya adalah melalui vaksinasi serentak demi mempercepat kekebalan kelompok.

Vaksinasi sendiri adalah proses memasukkan vaksin (zat atau senyawa untuk membentuk imun) ke dalam tubuh. Gunanya untuk menurunkan risiko seseorang terserang penyakit tertentu. Meski tidak 100 persen melindungi seseorang dari virus COVID-19, pemberian vaksin ini terbukti efektif untuk meringankan gejala yang muncul saat terpapar penyakit. 

Jadi, apabila seseorang yang telah divaksin terpapar virus corona, umumnya gejala yang dimunculkannya cenderung lebih ringan dibanding orang yang belum menerima vaksin. 

Kenapa bisa begitu? Faktanya, saat disuntik vaksin corona, tubuh kamu akan otomatis membentuk antibodi untuk melawan virus yang masuk. Hasilnya, saat terpapar virus, tubuh kamu telah mengenali virus tersebut dan bersiap untuk melawannya dengan antibodi yang sudah terbentuk. 

Dengan begitu, gejala yang dialami pun tidak akan separah orang yang belum divaksin, yakni saat tubuh mereka sama sekali belum membentuk antibodi untuk melawan virus. 

Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus corona di Indonesia adalah dengan membuat kebijakan PPKM. PPKM adalah singkatan dari Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Pemerintah resmi menetapkan PPKM atau PPKM darurat terhitung sejak 3 Juli 2021, saat kasus positif COVID-19 kembali naik imbas libur lebaran hingga waktu yang belum ditentukan. 

Adapun imbas dari PPKM darurat adalah work from home (WFH) 100 persen untuk perkantoran sektor non-esensial, work from office (WFO) maksimal 50 persen untuk perkantoran sektor esensial, dan untuk sektor kritikal boleh WFO dengan syarat menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

Kebijakan PPKM ini juga berdampak langsung pada kegiatan belajar mengajar, perniagaan, operasional moda transportasi, hingga seni/budaya dan olahraga. PPKM darurat akan terus dijalankan hingga pemerintah menganggap bahwa situasi kasus COVID-19 mulai mereda atau melandai. 

Cara Pencegahan Virus COVID-19 Terbaru: Gerakan 5M

Selama pandemi ini, kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan imbauan menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dengan menerapkan protokol kesehatan 3M dengan tepat, setiap orang sejatinya telah berpartisipasi untuk membantu memutus rantai penyebaran COVID-19. 

Namun, seiring dengan peningkatan kasus positif, terutama pasca musim liburan kemarin, pemerintah pun akhirnya menguatkan strategi penanggulangan pandemi COVID-19 dengan membuat pedoman dan protokol kesehatan terbaru. 

Ya, imbauan penerapan protokol kesehatan yang semula 3M kini berubah menjadi gerakan 5M. Lantas, sudah tahu apa saja protokol gerakan 5M untuk membantu pencegahan penularan virus corona? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Mencuci Tangan

Mencuci Tangan

Tahukah kamu bahwa tangan merupakan perantara dari berbagai kuman penyebab penyakit untuk masuk ke dalam tubuh? Jika tanganmu kotor, maka kuman bisa sangat cepat menyebar dan menginfeksi tubuhmu. Maka dari itu, rajin cuci tangan menjadi salah satu tindakan wajib nan sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri sekaligus mencegah berbagai macam penyakit. Sayangnya, hingga kini masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya mencuci tangan. Atau, ada pula yang sudah paham manfaat cuci tangan, tapi masih belum menerapkan teknik mencuci tangan dengan baik dan benar. 

Ya, cuci tangan bukan sekadar mencuci kedua tangan dengan air saja. Untuk mendapatkan kebersihan yang optimal, kamu membutuhkan sabun dan juga air bersih. Teknik mencuci tangannya pun tak boleh asal. Pertama-tama, basahi seluruh permukaan tangan dengan air bersih yang mengalir. Kemudian, gosok sabun ke telapak punggung tangan dan sela-sela jari. Selanjutnya, bersihkan bagian bawah-bawah kuku secara bergantian, lalu bilas tangan dengan air bersih yang mengalir. Terakhir, keringkan tanganmu dengan lap bersih atau tisu. 

Idealnya, cucilah tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan setelah menyentuh orang sakit, setelah batuk/bersin/membuang ingus, setelah menggunakan kamar mandi, setelah menyentuh hewan ataupun kotorannya, setelah membersihkan ataupun membuang sampah, dan setelah menyentuh benda-benda di tempat umum, seperti gagang pintu, keyboard komputer, keran air, alat flush WC, dan lain sebagainya. 

2. Memakai Masker

Memakai Masker

Sejak pandemi COVID-19 merebak, masker penutup hidung adalah barang esensial yang wajib dipakai saat berkegiatan, entah itu di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini karena masker terbukti efektif mencegah penularan penyebab penyakit, termasuk COVID-19. Pada April 2021, Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker double saat bepergian ataupun beraktivitas yang mengharuskan bertemu dengan banyak orang. Masker double ini terdiri dari masker medis yang kemudian dilapisi dengan masker kain. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas masker sehingga dapat memberikan perlindungan yang lebih baik. Penelitian paling baru melaporkan bahwa penggunaan masker double mampu menyaring droplet atau partikel batuk yang dikeluarkan seseorang hingga 85,4%. Sistem filtrasi yang lebih baik ini membuat partikel virus akan sulit terhirup ataupun keluar dari masker. Penggunaan masker kain juga akan membuat kerapatan masker kain lebih optimal, karena masker kain dapat menutup celah antara wajah dengan area pinggir masker medis. 

Bagi sebagian orang, penggunaan masker double ini mungkin justru membuatnya susah bernapas. Kendati begitu, jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk tidak menggunakan masker. Pasalnya, rasa tidak nyaman saat memakai masker tak sebanding dengan risiko yang akan dihadapi ketika kamu enggan menggunakan masker. Maka dari itu, pastikan saat menggunakan masker double kamu tidak hanya memerhatikan keamanannya, tapi juga kenyamanannya. 

3. Menjaga Jarak

Menjaga Jarak

Menjaga jarak, atau yang lebih dikenal dengan physical distancing menjadi cara pencegahan penyebaran virus COVID-19 lainnya yang juga wajib untuk dilakukan setiap orang. Pasalnya, menjaga jarak dapat memperlambat penyebaran virus dari seseorang yang mungkin sudah terinfeksi virus corona tapi tidak mengalami gejala (OTG) dan orang yang sama sekali tidak mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi.

Tak hanya itu. Fakta terbaru, percikan air liur atau droplet dari orang yang terinfeksi virus corona nyatanya dapat terbang sejauh 8 meter, bila terkena angin atau dikeluarkan melalui aktivitas yang disengaja. Misalnya, bernyanyi, batuk, bersin, dan lain sebagainya. Sekadar informasi, droplet dari seorang yang terinfeksi yang dikeluarkan saat bersin memiliki kecepatan 50 m/s selama 0,12 detik, sementara droplet yang keluar dari embusan napas memiliki kecepatan 1m/s selama 1 detik. 

Nah, bila percikan air liur tersebut mengenai bibir, mata, atau hidung orang lain, maka dapat menyebabkan penularan secara langsung. Tak hanya itu, percikan air liur yang jatuh di permukaan benda juga berisiko tinggi menjadi media penularan virus. Dengan menjaga jarak, kemungkinan kamu menghirup dan menyentuh percikan droplet dair orang yang terinfeksi akan berkurang. 

Pada prinsipnya, menjaga jarak bukan hanya upaya untuk melindungi diri tertular  COVID-19, tapi juga melindungi orang yang ada di sekitar kamu. Menjaga jarak pun tidak hanya dilakukan untuk mencegah tertular, tapi juga mencegah menularkan virus. Inilah sebabnya, penting untuk berusaha menjaga jarak secara fisik untuk melindungi diri dan orang lain dari infeksi virus corona. 

4. Menjauhi Kerumunan

Menjauhi Kerumunan

Pencegahan virus Corona selanjutnya dilakukan dengan menjauhi kerumunan. Cara pencegahan virus COVID-19 ini tergolong baru, dan merupakan poin yang penyempurna dari protokol 3M sebelumnya. Lantas, mengapa menjauhi kerumunan itu penting? Sebab, di kerumunan kamu akan sulit menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti yang sudah dijelaskan di atas

Selain itu, disadari atau tidak, di kerumunan mungkin saja ada banyak orang yang tidak menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan benar. Entah tidak mengenakan masker secara benar, atau masker yang dipakai tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi, di kerumunan tentu banyak orang yang berbicara dengan suara keras agar bisa terdengar dengan lawan bicaranya. 

Padahal, berbicara keras lebih mungkin mengeluarkan lebih banyak droplet daripada orang yang berbicara pelan. Hal tersebut diperparah bila orang yang berbicara keras itu memakai masker tipis atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dari Kemenkes. Alih-alih terlindungi, penggunaan masker yang tidak sesuai tentu akan meningkatkan potensi penyebaran virus Corona.

Itu sebabnya, guna menghindari paparan virus Corona, ada baiknya kamu menghindari tempat-tempat keramaian, seperti ke mall, kafe, tempat ibadah, aula, dan lain sebagainya. 

5. Mengurangi Mobilitas

Mengurangi Mobilitas

Protokol pencegahan penyebaran virus Corona yang terakhir adalah mengurangi mobilitas. Selama pandemi Covid-19 masih terjadi, dan jika tidak ada keperluan mendesak, upayakan untuk berada di rumah saja. Seperti yang diketahui, virus penyebab corona dapat menyebar di mana saja, menyerang siapa saja dan kapan saja tanpa pandang bulu. Semakin sering kamu menghabiskan waktu di luar rumah, terutama di tempat yang ramai orang, maka semakin tinggi pula risiko kamu terpapar virus corona. 

Jadi, entah dalam keadaan sakit maupun sehat, tetaplah berada di rumah dan membatasi mobilitas di luar ruangan. Dengan mengurangi mobilitas seperti ini, risiko kamu untuk terpapar virus Corona pun akan semakin kecil dan menjaga keluarga serta sanak saudara dari virus tersebut.

Optimalkan Gerakan 5M dengan Rangkaian Produk Lifebuoy

Protokol kesehatan 5M yang sudah dijelaskan di atas memegang peranan penting dalam mengendalikan laju penyebaran virus corona di Indonesia agar tidak semakin meluas dan meresahkan. Selain menerapkan 5M secara ketat dan tepat, ada satu lagi cara pencegahan penyebaran virus corona yang perlu kamu lakukan, yakni menjaga kebersihan tubuh dengan menggunakan produk yang tepat. 

Anda bisa menggunakan rangkaian produk Lifebuoy, mulai dari Lifebuoy Hand Sanitizer, Lifebuoy Hand Wash Total 10  Lifebuoy sabun cair Total 10 untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari virus penyebab penyakit.

Lifebyoy |

Selebihnya dari Lifebuoy:

Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Gejala Selesma dan Flu

Gejala penyakit selesma sering dianggap sebagai flu. Padahal penyakit selesma dan flu berbeda. Berikut 5 perbedaan gejala selesma dan flu.

Yuk Mengenal Varian Baru Virus Corona Agar Kita Bisa Mencegah dan Tidak Mudah Tertular

Pandemi yang tak kunjung usai hingga munculnya varian baru virus corona semakin membuat kekhawatiran masyarakat bertambah

3 min read

Bau Badan

Untuk anda yang sering beraktifitas diluar rumah, tentunya ingin terhindar dari bau badan. Yuk, simak informasi menarik seputar bau badan disini!

Apa yang Dimaksud Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Bawah?

Penyakit infeksi pernafasan terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Lalu, apa beda keduanya? Yuk, cari tahu di sini!