Apa yang Dimaksud Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Bawah?
Penyakit infeksi pernafasan terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Lalu, apa beda keduanya? Yuk, cari tahu di sini!

Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Tapi, tahukah kamu bahwa penyakit infeksi saluran pernafasan atas ternyata terbagi ke dalam dua jenis, yakni yang menyerang saluran pernafasan atas dan bawah. Lantas, apa perbedaan keduanya, dan bahayakah kondisi ini? Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak ulasan berikutini!
Mengenal Apa Itu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran pernafasan akut atau yang lebih akrab disebut dengan ISPA adalah penyakit peradangan pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Penyakit ini dapat menyerang saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah.
ISPA termasuk penyakit yang sangat mudah menular dan kondisi ini pun dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin maupun usia. Kendati begitu, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah cenderung lebih mudah terinfeksi penyakit ini daripada orang sehat.
Penularan virus dan bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui percikan air liur yang terinfeksi. Percikan air liur tersebut dapat menyebar melalui udara, lalu masuk ke mata atau dihirup ke hidung orang lain. Tak hanya itu, virus dan bakteri penyebab ISPA juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan berjabat tangan atau menyentuh benda yang terkontaminasi.
Dalam banyak kasus, gejala dari penyakit ini dapat berlangsung antara 1-2 minggu. Adapun gejala khas yang perlu diwaspadai dari penyakit ISPA di antaranya:
- Hidung tersumbat atau meler
- Bersin
- Batuk yang disertai dahak
- Napas berbunyi (mengi)
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Badan pegal-pegal dan nyeri otot
Meski gejalanya tampak seperti flu biasa, penyakit ini tidak boleh disepelekan. Tanpa pengobatan yang cepat dan tepat, gejala penyakit ini dapat semakin memburuk dan bahkan menyebabkan komplikasi yang serius.
A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi saluran pernafasan atas atau upper respiratory tract infections (URTI) adalah sekumpulan penyakit yang menyerang tenggorokan, faring, laring, dan bronkus. Pilek merupakan jenis URTI yang paling umum. Adapun jenis infeksi saluran pernafasan atas lainnya termasuk sinusitis, faringitis, laringitis, dan tonsilitis.
1. Pilek
Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan penyakit pilek. Ya, penyakit yang membuat hidung tersumbat dan berair ini memang terbilang sangat umum, terutama pada anak-anak. Bahkan,setiap orang pasti setidaknya pernah mengalami penyakit ini sekali ketika mereka kecil.
Kondisi ini menyebabkan hidung memproduksi lendir (ingus) secara berlebih. Ingus yang dihasilkan dapat berbentuk kental, encer, bening, atau berwarna keruh. Sebetulnya lendir sendiri berfungsi untuk membuat saluran pernapasan tetap lembap sekaligus membantu melawan berbagai kuman dan bakteri penyebab penyakit. Sayangnya, kondisi seperti alergi, udara dingin, dan penggunaan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan tubuh memproduksi lendir secara berlebihan.
2. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan yang terjadi di jaringan sinus. Sinus sendiri merupakan sebuah rongga yang berisi udara di belakang tulang wajah. Dalam keadaan normal, sinus dilapisi oleh lapisan lendir yang fungsinya untuk menangkap debu, kuman, kotoran, ataupun partikel lain.
Ketika sinus tersumbat, kuman dapat tumbuh dan berkembang biak di sana sehingga menyebabkan infeksi. Nah, infeksi yang terjadi di sinus inilah yang disebut sebagai sinusitis.
Orang yang mengalami sinusitis umumnya akan mengalami gejala khas berupa hidung tersumbat/berair, susah napas, rasa sakit di area wajah terutama bagian hidung, pipi, mata, dan dahi. Gejala lain yang kerap dikeluhkan penderita antara lain susah mencium bau, telinga berdenging dan terasa nyeri, sakit gigi, dan demam.
3. Faringitis
Faringitis adalah peradangan yang terjadi di bagian tenggorokan. Kondisi ini menyebabkan tenggorokan terasa gatal, perih, kering, dan tidak nyaman. Rasa tidak nyaman tersebut kerap membuat penderitanya susah makan, menelan, bahkan berbicara.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Adapun infeksi virus yang dapat menyebabkan faringitis adalah virus penyebab pilek dan flu. Di sisi lain, bakteri yang dapat
menyebabkan kondisi ini yakni Streptococcus, bakteri yang juga jadi penyebab penyakit strep throat.
4. Laringitis
Laringitis adalah kondisi ketika pita suara meradang dan membengkak, menyebabkan suara jadi serak. Pita suara sendiri adalah lipatan membran mukosa yang letaknya di laring atau kotak suara. Sama seperti faringitis, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Namun, penggunaan pita suara secara berlebihan saat berbicara atau bernyanyi juga dapat menyebabkan laringitis. Biasanya kondisi cukup sering dialami oleh orang yang berprofesi sebagai penyanyi, pembicara, atau penyiar.
Selain membuat suara jadi serak, berat, atau hilang sama sekali. Kondisi ini ternyata juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti sakit tenggorokan, pembengkakan di kelenjar leher, tenggorokan kering atau gatal, serta batuk kering.
5. Tonsillitis
Radang amandel, atau bahasa medisnya disebut dengan tonsilitis adalah kondisi ketika amandel mengalami peradangan dan pembengkakan akibat infeksi virus dan bakteri. Amandel sendiri adalah dua jaringan berbentuk oval yang letaknya tepat berada di bagian belakang tenggorokan.
Jaringan ini merupakan bagian dari sistem limfatik yang fungsinya sebagai lini pertahanan pertama dalam menghalau berbagai infeksi kuman penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Ketika amandel mengalami peradangan, biasanya penderita akan mengalami sejumlah gejala khas seperti sakit tenggorokan, suli menelan, suara yang lebih serak dari biasanya, pembengkakan kelenjar limpa di leher, demam, dan ketika dilihat dengan mata telanjang
amandel tampak berwarna kemerahan serta membengkak. Pada anak-anak, kondisi ini dapat membuat mereka tidak nafsu makan dan rewel.
B. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah

Infeksi saluran pernafasan bawah atau lower respiratory tract infections (LRTI) adalah sekumpulan penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan di bawah tenggorokan.
Setiap infeksi yang memengaruhi paru-paru dan saluran udara di bagian bawah dianggap sebagai LRTI. Pneumonia, bronkitis, dan bronkiolitis adalah bentuk infeksi saluran pernapasan bawah yang paling umum. LRTI dapat berbahaya dan seringnya lebih serius daripada infeksi saluran pernafasan atas.
1. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru, yang terjadi ketika kantung udara di dalam paru (alveolus) mengalami peradangan dan pembengkakan. Kebanyakan masyarakat Indonesia menyebut penyakit ini dengan paru-paru basah, karena biasanya paru-paru penderita pneumonia dipenuhi oleh air atau cairan lendir. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, tapi bila pneumonia
dialami anak-anak bisa sangat berbahaya. Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa pneumonia adalah penyebab 16% kematian balita di dunia pada tahun 2015.
Gejala penyakit ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung dengan jenis pneumonia yang dialami penderita, usia, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Kendati begitu, sejumlah gejala khas dari penyakit ini umumnya meliputi batuk yang disertai dahak, dada terasa nyeri dan sakit, jantung berdebar-debar, sering berkeringat, dan susah napas.
2. Bronkitis
Bronkitis adalah iritasi dan pembengkakan yang terjadi pada bronkus, yaitu dinding saluran udara yang menuju ke paru-paru. Penyebab kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu infeksi dan noninfeksi. Bronkitis yang disebabkan infeksi dapat berasal dari bakteri maupun virus. Sementara bronkitis yang disebabkan noninfeksi dapat berasal dari kebiasaan buruk seperti merokok, paparan debu atau polusi dalam waktu yang lama. Kondisi ini biasanya ditandai dengan batuk yang terkadang disertai dahak. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan pneumonia.
3. Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah peradangan dan pembengkakan pada saluran udara kecil (bronkiolus) pada paru-paru. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak di bawah dua tahun, dan paling sering terjadi pada bayi usia antara 3-6 bulan. Dalam banyak kasus, penyebab utama dari bronkiolitis adalah infeksi virus, yakni respiratory syncytial virus (RSV). Virus penyebab bronkiolitis sangat mudah menyebar. Penyebaran virusnya sendiri dapat melalui percikan air liur ketika batuk, bersin, dan berbicara. Seseorang juga dapat terinfeksi virus penyebab penyakit ini bila menyentuh benda-benda yang terkontaminasi, seperti handuk atau mainan, alat makan, kemudian menyentuh mata, hidung, dan mulutnya. Secara umum, tanda dan gejala penyakit ini mirip dengan sakit pilek dan flu, seperti hidung berair atau tersumbat, batuk, napas berbunyi (mengi), dan sesak napas.
Gejala tersebut dapat berlangsung selama beberapa hari, hingga minggu atau bahkan bulan. Meski gejala penyakit ini tampak biasa, baiknya orangtua jangan anggap remeh kondisi tersebut. Segera bawa si kecil ke dokter jika kondisi anak tidak kunjung membaik setelah diberi obat atau semakin memburuk.
Cara Mencegah Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan Bawah
Cara mencegah infeksi saluran pernapasan atas dan bawah sebenarnya sangatlah sederhana. Bila kamu adalah seorang perokok aktif, maka cara terbaik untuk mencegah ISPA, baik itu bagian atas maupun bawah, adalah dengan berhenti merokok. Penting untuk dipahami bahwa berbagai penelitian melaporkan merokok adalah salah satu faktor risiko dari penyakit pernapasan, termasuk ISPA. Inilah sebabnya, berhenti merokok merupakan solusi terbaik untuk mencegah penyakit tersebut. Bahkan, selain menurunkan risiko terkena ISPA, berhenti merokok sejatinya membantu menjaga kesehatan kamu secara menyeluruh.
Cara lainnya yang tak kalah penting untuk mencegah infeksi saluran pernafasan atas dan bawah meliputi:
- Hindari berbagai peralatan makanan dan minum dengan orang lain jika sedang sakit
- Jika kamu memiliki riwayat alergi, maka jauhilah alergen, seperti bulu binatang, debu, dan lainnya
- Bersihkan barang-barang yang sering digunakan
- Rajin cuci tangan setiap usia beraktivitas, terutama ketika mau makan
- Gunakan masker untuk menghindari paparan senyawa yang berbahaya
- Perbanyak minum air putih
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar
- Pastikan lingkungan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik dan lancar
- Jika diperlukan, gunakan pelembap udara atau humidifier
Cara lainnya yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit ISPA bagian atas maupun bawah
adalah dengan menjaga kebersihan tubuh. Hal ini dilakukan supaya kamu senantiasa terhindar
dari berbagai kuman penyebab penyakit ISPA. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebanyakan penyakit ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri. Inilah sebabnya, memastikan tubuh kamu terjaga kebersihannya adalah sebuah keharusan.
Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, kamu bisa menggunakan sabun cair Lifebuoy Total 10. Lifebuoy Sabun Cair Total 10 merupakan sabun antibakteri yang telah diformulasikan khusus sehingga mengandung bahan aktif yang bisa menghilangkan berbagai jenis kuman dan virus.
Selain itu, Lifebuoy Sabun Cair Total 10 juga membuat tubuh terasa bersih dan segar sehabis menggunakannya. Berikan perlindungan yang sempurna untuk kamu dan keluarga dengan rangkaian sabun Lifebuoy Total 10.

Selebihnya dari Lifebuoy:
Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Gejala Selesma dan Flu
Gejala penyakit selesma sering dianggap sebagai flu. Padahal penyakit selesma dan flu berbeda. Berikut 5 perbedaan gejala selesma dan flu.
Yuk Mengenal Varian Baru Virus Corona Agar Kita Bisa Mencegah dan Tidak Mudah Tertular
Pandemi yang tak kunjung usai hingga munculnya varian baru virus corona semakin membuat kekhawatiran masyarakat bertambah
3 min read
Bau Badan
Untuk anda yang sering beraktifitas diluar rumah, tentunya ingin terhindar dari bau badan. Yuk, simak informasi menarik seputar bau badan disini!
Bagaimana Proses Pembentukan Antibodi Tubuh?
Proses pembentukan antibodi tubuh terbagi dalam dua, secara alami dan melalui antigen. Sistem imun yang buruk dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.