Ada setidaknya lima kondisi yang paling sering menjadi penyebab anak muntah, di antaranya:
1. Motion sickness
Motion sickness atau orang awam lebih mengenalnya dengan mabuk perjalanan (baik darat, laut, dan udara) adalah kondisi yang terjadi akibat ketidakselarasan kerja antara sistem penglihatan, sistem keseimbangan, dan sistem peraba dalam tubuh. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, mereka umumnya akan merasa pusing, mual, muntah, dan berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Selain karena mabuk perjalanan, motion sickness juga dapat muncul akibat terlalu lama bermain gim ataupun saat sedang mencoba wahana bermain yang berputar-putar atau naik turun di taman rekreasi.
2. Kekenyangan
Bagi kebanyakan anak, makan mungkin menjadi salah satu aktivitas paling dinanti. Apalagi bila menu makanannya adalah makanan kesukaan. Kendati begitu, kadangkala saat terlalu bersemangat makan, anak mungkin jadi lupa diri dan terus makan sampai perutnya begah dan kekenyangan. Alih-alih bikin senang, kekenyangan nyatanya justru bisa jadi penyebab anak mual dan pada akhirnya muntah. Memastikan anak makan dengan porsi yang cukup dan tidak terburu-buru adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah anak muntah setelah makan.
3. Cemas dan Stres
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan stres akibat rasa cemas yang berlebihan. Stres pada anak selain dapat menurunkan suasana hatinya, bahkan juga dapat memengaruhi kondisi fisiknya yang berdampak buruk pada organ pencernaan mereka. Karena itu, stres dan kecemasan dapat menjadi penyebab mual, muntah, dan rasa tidak nyaman di perut anak.
4. Alergi Makanan
Penyebab muntah pada anak lainnya adalah alergi makanan. Ketika anak muntah setelah makan, sebaiknya orangtua mengecek kembali apa saja makanan yang dikonsumsi anak sebelumnya. Pasalnya, siapa tahu si kecil mengonsumsi makanan yang memicu alerginya kambuh. Selain mual dan muntah, alergi makanan juga umumnya dapat menimbulkan gejala berupa gatal-gatal, mulut dan bibir bengkak, hingga sesak napas.
5. Keracunan Makanan
Makan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri, virus, dan kuman dapat membuat anak sakit. Kondisi ini tidak selalu langsung muncul setelah anak mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Si Kecil mungkin baru mengalami gejala keracunan makanan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare dalam hitungan jam bahkan hari.
Penting diingat, jika muntah pada anak terjadi selama 24 jam dan disertai dengan gejala-gejala seperti lemas, dehidrasi, nyeri perut, diare, gangguan neurologis, gangguan pernapasan, isi muntahan yang berwarna kehijauan, dan perut yang membuncit, sebaiknya orangtua harus mewaspadainya. Karena, bisa jadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius. Itu sebabnya, ketika anak mengalami muntah yang disertai dengan gejala tadi, segera bawa Si Kecil ke dokter anak.
Biasanya, dokter anak akan melakukan observasi terlebih dahulu terkait kondisi muntah yang dialami oleh anak. Setelah itu, barulah dokter memberikan metode perawatan yang tepat disesuaikan dengan usia anak.
Nah, buat para orangtua, jaga si kecil dari kondisi muntah dengan rajin mencuci tangan, baik usai bermain, sebelum makan, dan setelahnya. Tujuannya untuk menghindari berbagai bakteri, kuman, dan virus menetap di permukaan tangan Si Kecil menginfeksi tubuhnya.
Pastikan juga orangtua memberikan sabun cuci tangan yang tepat, seperti Lifebuoy Sabun Cuci Tangan Total 10. Sabun ini memiliki formula ActivSilver+ yang mampu melindungi tangan Si Kecil dari bakteri, kuman, dan virus penyebab muntah. Selain itu, sabun Lifebuoy Total 10 juga memiliki busa lembut yang membuat anak nyaman ketika menggunakannya.