Masker Bedah
Jenis masker ini sering digunakan petugas medis, walaupun juga dijual bebas untuk masyarakat. Berbentuk persegi dan mendatar, masker bedah terbuat dari bahan tipis seperti kertas dan umumnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
Lapisan luar yang berfungsi anti-air.
Lapisan tengah dengan fungsi penyaring atau filter.
Lapisan dalam untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut.
Masker bedah standar bisa digunakan untuk melindungi dari partikel berukuran besar, misalnya percikan air ludah atau cairan. Masker bedah cukup efektif dalam pencegahan infeksi virus yang menular melalui air ludah atau pernapasan jika digunakan dengan tepat.
Dikarenakan sifatnya yang tidak ketat, masker bedah tidak bisa 100% melindungi dari virus di udara akibat bersin atau batuk. Masker bedah juga tidak bisa melindungi dari partikel kecil seperti debu, bau kimia, gas, dan uap.
Cara pemakaian masker bedah yang benar:
Pastikan masker tidak rusak, koyak dan masih utuh.
Perhatikan tulisan merek yang bisa menjadi panduan bagian depan dan luar masker.
Pastikan tidak terbalik saat pemakaian.
Posisi strip besi tipis berada tepat di tulang hidung bagian atas dan mengikuti lekuknya.
Masker terasa pas dan menutupi bagian hidung, mulut dan dagu saat ditarik ke bagian bawah wajah.
Masker bedah hanya bisa dipakai satu kali saja (disposable). Buang dengan hati-hati.
Masker Respirator Jenis N
Masker respirator terbuat dari material lunak menyerupai kain dan berbentuk mangkuk kecil yang menutupi bagian mulut dan hidung. Masker respirator hadir dalam berbagai bentuk dan model, misalnya N95, N99, dan N100. Kode N mengacu pada nonminyak, sedangkan angka di belakang menandakan efektivitas penyaringan antara 95-100%, contohnya masker N95 yang mampu menyaring hingga 95% partikulat di udara.
Masker ini bersifat satu kali pakai (disposable) dan terdiri atas tiga lapisan filter:
Lapisan terluar untuk menyaring partikel debu besa.
Lapisan tengah yang terdiri atas media filter elektrostatik.
Lapisan dalam yang mempertahankan bentuk respirator.
Biasanya masker N95 digunakan pekerja di lingkungan berbahaya atau darurat; termasuk untuk menghindari dari partikel seperti debu, jamur, polutan medis, aerosol, dan droplet atau percikan ludah dan cairan.
Cara pemakaian masker N95 yang benar akan menjamin efektivitas dalam penyaringan virus. Normalnya, petugas medis harus menjalani tes uji pakai dulu (fitting) supaya tepat sasaran. Jika dikenakan dengan benar, pemakai akan mengalami sedikit kesulitan bernapas demi melindungi dari kemungkinan tercemar.
Karena itu, masker N95 tidak disarankan untuk penderita asma atau yang memiliki gangguan pernapasan. Semasa wabah virus corona, masker N95 sebaiknya diprioritaskan untuk petugas kesehatan dan tidak untuk kebutuhan pribadi.
Masker Jenis P
Hampir sama dengan masker respirator jenis N, masker jenis P memiliki keunggulan memfilter polutan yang bersifat minyak, misalnya bensin, solar, cat, minyak goreng, atau minyak tanah. Sesuai rating angka, jenis masker P juga bisa memfilter 95-100% dari partikulat udara, termasuk mencegah virus corona, serta menyaring debu dan polutan berbahaya.
Lebih sering dipakai untuk kondisi kerja tertentu, masyarakat umum tidak wajib menggunakan masker jenis P untuk melindungi diri dari virus corona. Pemakaian masker ini memiliki jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dari 40 jam dalam tiga hari atau sesuai petunjuk pemakaian.
Masker Jenis R
Juga hampir sama dengan masker jenis N dan jenis P, masker jenis R bisa memfilter polutan yang bersifat minyak. Namun, ini untuk pemakaian sekali saja atau selama 8 jam berturut-turut. Tingkat efisiensi penyaringan bisa diketahui dari angka yang tertera, yaitu R95, R99, dan R100 yang menandakan kemampuan filtrasi.
Masker Kain
Untuk mencegah penyebaran virus, CDC merekomendasikan setiap orang menggunakan masker kain dari bahan apa saja, sambil tetap menjaga jarak minimal 2 meter dari lawan bicara. Rekomendasi ini juga diikuti dengan saran tetap menjaga higienitas seperti rajin mencuci tangan secara seksama, menjaga etika batuk, serta memelihara kebersihan diri dan lingkungan.
Beberapa hal penting yang wajib menjadi catatan dengan masker kain antara lain:
Kenakan masker kain di tempat umu.
Hindari menggunakan masker pada anak di bawah usia 2 tahun, penderita gangguan pernapasan, atau pemakai yang tidak mampu melepaskan masker tanpa bantuan.
Cucilah masker kain setelah pemakaian. Saat memakai dan melepaskan masker, perhatikan kebersihan tangan dengan cara mencuci selama minimal 20 detik dengan saksama.
Prioritaskan masker kain bagi masyarakat umum dan masker medis untuk petugas kesehatan.
Selain mengenakan masker kesehatan, Anda juga sangat disarankan mencuci tangan serta membersihkan diri dengan saksama setelah beraktivitas. Gunakan Lifebuoy Hand Wash Lifebuoy Hand Wash yang memberikan perlindungan menyeluruh untuk keluarga supaya kulit bersih bebas kuman dan virus penyakit.
Anda juga boleh menggunakan Lifebuoy Hand Sanitizer Lifebuoy Hand Sanitizer saat tidak ada akses air bersih untuk cuci tangan untuk mencegah penyebaran virus. Segera lanjutkan dengan mencuci tangan dengan sabun setelah Anda bisa mendapatkan akses air dan sabun bersih. Cucilah tangan dengan menyeluruh, termasuk ke sela-sela jari, kuku dan punggung tangan selama durasi minimal 20 detik dengan air mengalir.