Waspadai 6 Gejala Anak Kurang Gizi
Si kecil perutnya buncit tapi badannya kecil?Orangtua sebaiknya perlu waspada. Pasalnya, kondisi tersebut bisa jadi tanda anak kurang gizi.Selengkapnya di sini!

Si kecil memiliki perut yang buncit, tapi badannya tampak kecil? Orangtua sebaiknya perlu waspada. Pasalnya, kondisi tersebut bisa jadi tanda anak kurang gizi. Jika dibiarkan terus, anak dapat mengalami gangguan tumbuh kembang, yang tentunya berdampak buruk pada masa depannya kelak. Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, penting bagi orangtua untuk tahu apa saja tanda dan gejala anak kurang gizi serta panduan cara mengatasinya yang tepat. Yuk, simak!
Apa yang Dimaksud Dengan Kurang Gizi?
Kurang gizi adalah sebuah kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan energi, protein, dan berbagai nutrien penting lainnya yang dapat menimbulkan efek samping pada pertumbuhan dan kesehatan anak secara keseluruhan. Pada anak-anak, kondisi ini dapat membuat sistem kekebalan tubuh anak lemah sehingga anak jadi lebih mudah sakit. Lebih jauh, kondisi ini pun dapat menghambat tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan berpikir dan penampilan fisik anak.
Pada prinsipnya, kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Kendati begitu, dalam banyak kasus, kondisi ini lebih banyak dialami oleh anak-anak. Bahkan, kondisi ini dapat muncul ketika anak masih bayi atau masih di dalam kandungan.
Penyebab kondisi ini sendiri beragam dan bisa dibilang sangat kompleks. Namun, ketidaktahuan orangtua mengenai pola makan sehat dan gizi seimbang menjadi salah satu penyebab paling umum anak kekurangan gizi. Status ekonomi ternyata juga ikut berkontribusi terhadap penyebab kondisi ini. Hal ini karena ketidakcukupan finansial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk menyediakan makanan yang sehat dan bergizi, dapat membuat anak kekurangan gizi.
Selain kedua hal tersebut, riwayat penyakit atau kondisi medis tertentu, terutama yang menyerang saluran pencernaan seperti penyakit Crohn, radang usus, dan penyakit celiac, juga dapat membuat anak susah untuk mencerna dan menyerap makanan. Akibatnya, anak jadi lebih rentan mengalami kekurangan gizi.
Ragam Kondisi yang Dikategorikan Sebagai Kurang Gizi

asalah kurang gizi pada anak dibagi dalam beberapa kategori, di antaranya:
1. Berat badan kurang
Kondisi yang juga disebut dengan underweight ini terjadi ketika berat badan anak jauh di bawah rata-rata berat badan normal anak yang seusianya atau untuk ukuran tinggi badan yang dimilikinya. Inilah sebabnya, seorang anak dapat dikatakan memiliki underweight bila berat badannya berbanding dengan usianya (BB/U) atau berbanding dengan tinggi badannya (BB/TB).
2. Sangat kurus
Kondisi anak sangat kurus, atau bahasa medisnya wasting, adalah ketika anak memiliki berat badan yang sangat rendah, jauh di bawah batas normal yang seharusnya. Berat badan yang relatif rendah ini tidak sesuai dengan tinggi badan anak.
3. Pendek
Anak pendek ternyata bukan hanya disebabkan karena faktor genetik. Pasalnya, kondisi ini juga dapat disebabkan akibat anak kurang gizi. Pendek, alias stunting, adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek daripada teman-teman seusianya. Biasanya, anak dinyatakan mengalami stunting apabila grafik pertumbuhan tinggi badannya berada di angka kurang dari minus dua standar deviasi dari tabel WHI.
4. Kekurangan vitamin dan mineral
Meski kondisi ini juga dapat dialami oleh anak dengan berat badan normal, kekurangan vitamin dan mineral ternyata juga masuk dalam kategori kurangnya gizi. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa umumnya anak dengan kondisi ini kekurangan vitamin A, zat besi, zink, dan yodium.
Tanda dan Gejala Paling Khas Anak Kurang Gizi
Kurang gizi pada anak memiliki gejala yang khas. Di bawah ini adalah sejumlah tanda dan gejala anak kurang gizi yang perlu diwaspadai oleh para orangtua.
1. Pertumbuhan anak terhambat
Anak yang kekurangan gizi umumnya mengalami masalah pada berat badan, tinggi badan, atau keduanya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kurang gizi dapat menyebabkan berat badan anak rendah, badan anak yang terlalu kurus, serta tinggi badan anak yang lebih pendek dibanding teman-teman yang seusianya. Salah satu cara termudah untuk mengamati gejala ini adalah dengan melihat grafik kurva pertumbuhan anak milik WHO dan Center for Disease Control Prevention. Secara garis besar, grafik tersebut menggunakan tiga indikator, yakni berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia (TB/U), dan Berat badan menurut usia (BB/U).
2. Mudah sakit
Anak yang kurang gizi umumnya lebih mudah sakit bila dibandingkan dengan anak yang gizinya tercukupi dengan baik. Hal ini karena kekurangan gizi dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh anak. Alhasil, anak jadi lebih rentan terinfeksi berbagai virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit.
3. Perut buncit
Kekurangan gizi dapat menyebabkan anak mengalami penyakit kwashiorkor. Kondisi tersebut ditandai dengan keadaan tubuh anak yang sangat kurus tapi perutnya buncit. Perut buncit tersebut disebabkan akibat kekurangan protein yang sangat ekstrem, sehingga keseimbangan cairan di dalam tubuh, terutama di bagian sistem pencernaan terganggu. Akibatnya, terjadilah penumpukan cairan pada jaringan yang menyebabkan anak tampak buncit. Selain di bagian perut, penumpukan cairan ini juga dapat terjadi di seluruh tubuh, termasuk di bagian wajah.
4. Merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga
Anak-anak idealnya bergerak aktif ke sana ke mari untuk mengeksplorasi berbagai hal di sekitarnya. Namun, bila Si Kecil tampak lemas, lesu, dan tidak bertenaga bila dibanding dengan teman-teman sebayanya, ada baiknya orangtua perlu waspada. Pasalnya, kondisi tersebut bisa jadi gejala anak mengalami kurang gizi.
5. Mudah marah dan rewel
Kebanyakan orangtua mungkin berpikir bahwa anak yang mudah marah dan rewel adalah hal lumrah. Namun, mulai sekarang, sebaiknya orangtua jangan menganggap remeh kondisi tersebut. Pasalnya, tanda dan gejala lain dari kurang gizi pada anak adalah anak-anak lebih mungkin mengalami gangguan psikologis, seperti moody (mood yang berubah-ubah) dan rewel. Hal ini pun diamini oleh Children's Defense Fund.
Di sisi lain, sebuah studi dalam “India Journal of Psychiatry” melaporkan bahwa dampak dari kekurangan gizi berkaitan erat dengan depresi pada anak.
6. Gejala lainnya yang perlu diperhatikan
Selain yang sudah dijabarkan di atas, anak yang mengalami kurang gizi juga dapat memunculkan gejala sebagai berikut:
- Susah berkonsentrasi.
- Memiliki kulit dan rambut yang sangat kering, bahkan mudah rontok.
- Pipi dan matanya tampak cekung.
- Acuh dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
- Mulut dan gusinya lebih mudah terluka.
- Jika mengalami luka, luka tersebut susah sembuh.
Cara Mengatasi Kurang Gizi pada Anak
Pada prinsipnya cara mengatasi kurang gizi pada anak disesuaikan dengan tingkat keparahan, kondisi khusus yang dialami anak, serta usia mereka. Jika masih dalam tahap awal, kondisi ini dapat diatasi sendiri di rumah dengan perawatan sederhana. Sebaliknya, bila kondisinya sudah terlalu berat, masalah gizi satu ini harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Secara umum di bawah ini adalah sejumlah cara sederhana yang dapat orangtua lakukan di rumah untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak.
1. Berikan ASI eksklusif
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak usia 6 bulan adalah dengan fokus memberikan ASI eksklusif. Hal ini karena ASI menjadi satu-satunya asupan yang dibutuhkan oleh anak usia di bawah 6 bulan. Namun, ada baiknya pemberian ASI ini lebih sering dari biasanya. Agar ASI yang dihasilkan lebih berkualitas, sang ibu juga harus memerhatikan asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Pastikan ibu hanya mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan bergizi tinggi. Jika tidak memungkinkan untuk memberikan ASI, pemberian susu formula dapat diberikan. Akan tetapi, pastikan jika pemberian susu formula tersebut telah mendapatkan persetujuan dari dokter anak ataupun ahli gizi.
2. Mengatur pola makan yang sehat
Untuk anak di atas enam bulan, atau yang sudah bisa makan, wajib hukumnya bagi orangtua untuk memerhatikan asupan makanan yang mereka makan setiap hari. Pastikan orangtua hanya memberikan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).
Memberikan makan yang sehat dan bergizi seimbang mungkin tampak mudah dan sepele. Faktanya, orangtua harus jeli saat memberikan makanan bergizi untuk anak.
Usahakan untuk tidak memberikan makanan yang itu-itu saja. Selain bikin anak cepat bosan, hal tersebut justru membuat anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup. Sebaliknya, berikan anak makanan yang bervariasi dengan kandungan protein, karbohidrat, serat, lemak baik, dan vitamin serta mineral. Pasalnya, semakin banyak variasi makanan yang dimakan oleh anak, semakin banyak pula zat gizi yang akan ia dapat nantinya. Jadi, pastikan orangtua menyiapkan bahan makanan yang berbeda setiap harinya.
3. Perhatikan porsi makan yang tepat
Selain memberikan makanan yang bergizi, penting pula bagi orangtua untuk memerhatikan porsi makan anak. Pastikan anak makan dengan porsi yang cukup dan sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Selain itu, alih-alih langsung memberikan makan dalam porsi yang besar, sebaiknya orangtua memberikan anak makanan dengan porsi kecil tapi sering. Tidak sekaligus. Penting untuk dipahami, dengan melihat terlalu banyak makanan di piring, beberapa anak justru merasa perutnya sudah penuh atau kenyang.
4. Beri suplemen makanan
Cara lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak kurang gizi adalah dengan memberikan mereka suplemen makanan. Suplemen makanan yang mengandung nutrisi serta vitamin dan mineral dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak dengan kurang gizi.
Kendati begitu, ada baiknya orang tua berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter anak maupun ahli gizi mengenai pemberian suplemen ini. Dokter ataupun ahli gizi mungkin akan meresepkan suplemen jenis tertentu, yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan anak serta tingkat keparahan kurang gizi yang dialami anak.
5. Pantau terus kondisi anak
Anak yang kurang gizi harus dipantau terus kondisi kesehatannya supaya tidak semakin memburuk sekaligus menilai efektif tidaknya pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin untuk mengetahui perkembangan kondisi dan status gizi si kecil.
Selain berbagai cara yang sudah disebutkan di atas, penting juga bagi orangtua untuk memerhatikan kebersihan diri Si Kecil. Ingat, anak yang kurang gizi umumnya lebih mudah sakit karena daya tahan tubuhnya cenderung lemah. Itu sebabnya, salah satu terbaik yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa kebersihan diri anak selalu terjaga adalah dengan mengajarkannya cuci tangan.
Pastikan anak selalu mencuci tangan sebelum makan menggunakan Lifebuoy Sabun Cuci Tangan Total 10 agar terhindar dari virus atau kuman penyebab penyakit. ActiveSilver+ Formula yang terkandung dalam sabun cuci tangan Lifebuoy Total 10 terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap 10 kuman penyebab masalah kesehatan. memberikan perlindungan secara total dan menyeluruh pada kulit Si Kecil.

Selebihnya dari Lifebuoy:
Beli Lifebuoy Gratis Perlengkapan Olahraga!
Jangan lewatkan promo undian berhadiah dari Lifebuoy! Kali ini Cukup dengan membeli sabun Lifebuoy cair di minimarket terdekat, Anda bisa mendapat perlengkapan olahraga gratis
10 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Yang Bisa Dimulai Dari Rumah
Pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, yang bisa dimulai dari diri sendiri dan keluarga di rumah.
3 min read
Mengenali Anatomi Lapisan Kulit dan Fungsinya Melindungi Tubuh
Anatomi lapisan kulit manusia melindungi dari mikroba dan elemen-elemen lain, serta berbagai faktor eksternal. Pahami cara kerja lapisan kulit dan menjaganya.
Hal-hal yang Harus Diketahui tentang Toksoplasma
Hal-hal yang Harus Diketahui tentang Toksoplasma - Lifebuoy