Tanda dan Gejala Paling Khas Anak Kurang Gizi
Kurang gizi pada anak memiliki gejala yang khas. Di bawah ini adalah sejumlah tanda dan gejala anak kurang gizi yang perlu diwaspadai oleh para orangtua.
1. Pertumbuhan anak terhambat
Anak yang kekurangan gizi umumnya mengalami masalah pada berat badan, tinggi badan, atau keduanya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kurang gizi dapat menyebabkan berat badan anak rendah, badan anak yang terlalu kurus, serta tinggi badan anak yang lebih pendek dibanding teman-teman yang seusianya. Salah satu cara termudah untuk mengamati gejala ini adalah dengan melihat grafik kurva pertumbuhan anak milik WHO dan Center for Disease Control Prevention. Secara garis besar, grafik tersebut menggunakan tiga indikator, yakni berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia (TB/U), dan Berat badan menurut usia (BB/U).
2. Mudah sakit
Anak yang kurang gizi umumnya lebih mudah sakit bila dibandingkan dengan anak yang gizinya tercukupi dengan baik. Hal ini karena kekurangan gizi dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh anak. Alhasil, anak jadi lebih rentan terinfeksi berbagai virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit.
3. Perut buncit
Kekurangan gizi dapat menyebabkan anak mengalami penyakit kwashiorkor. Kondisi tersebut ditandai dengan keadaan tubuh anak yang sangat kurus tapi perutnya buncit. Perut buncit tersebut disebabkan akibat kekurangan protein yang sangat ekstrem, sehingga keseimbangan cairan di dalam tubuh, terutama di bagian sistem pencernaan terganggu. Akibatnya, terjadilah penumpukan cairan pada jaringan yang menyebabkan anak tampak buncit. Selain di bagian perut, penumpukan cairan ini juga dapat terjadi di seluruh tubuh, termasuk di bagian wajah.
4. Merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga
Anak-anak idealnya bergerak aktif ke sana ke mari untuk mengeksplorasi berbagai hal di sekitarnya. Namun, bila Si Kecil tampak lemas, lesu, dan tidak bertenaga bila dibanding dengan teman-teman sebayanya, ada baiknya orangtua perlu waspada. Pasalnya, kondisi tersebut bisa jadi gejala anak mengalami kurang gizi.
5. Mudah marah dan rewel
Kebanyakan orangtua mungkin berpikir bahwa anak yang mudah marah dan rewel adalah hal lumrah. Namun, mulai sekarang, sebaiknya orangtua jangan menganggap remeh kondisi tersebut. Pasalnya, tanda dan gejala lain dari kurang gizi pada anak adalah anak-anak lebih mungkin mengalami gangguan psikologis, seperti moody (mood yang berubah-ubah) dan rewel. Hal ini pun diamini oleh Children's Defense Fund.
Di sisi lain, sebuah studi dalam “India Journal of Psychiatry” melaporkan bahwa dampak dari kekurangan gizi berkaitan erat dengan depresi pada anak.
6. Gejala lainnya yang perlu diperhatikan
Selain yang sudah dijabarkan di atas, anak yang mengalami kurang gizi juga dapat memunculkan gejala sebagai berikut:
- Susah berkonsentrasi.
- Memiliki kulit dan rambut yang sangat kering, bahkan mudah rontok.
- Pipi dan matanya tampak cekung.
- Acuh dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
- Mulut dan gusinya lebih mudah terluka.
- Jika mengalami luka, luka tersebut susah sembuh.
Cara Mengatasi Kurang Gizi pada Anak
Pada prinsipnya cara mengatasi kurang gizi pada anak disesuaikan dengan tingkat keparahan, kondisi khusus yang dialami anak, serta usia mereka. Jika masih dalam tahap awal, kondisi ini dapat diatasi sendiri di rumah dengan perawatan sederhana. Sebaliknya, bila kondisinya sudah terlalu berat, masalah gizi satu ini harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Secara umum di bawah ini adalah sejumlah cara sederhana yang dapat orangtua lakukan di rumah untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak.
1. Berikan ASI eksklusif
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak usia 6 bulan adalah dengan fokus memberikan ASI eksklusif. Hal ini karena ASI menjadi satu-satunya asupan yang dibutuhkan oleh anak usia di bawah 6 bulan. Namun, ada baiknya pemberian ASI ini lebih sering dari biasanya. Agar ASI yang dihasilkan lebih berkualitas, sang ibu juga harus memerhatikan asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Pastikan ibu hanya mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan bergizi tinggi. Jika tidak memungkinkan untuk memberikan ASI, pemberian susu formula dapat diberikan. Akan tetapi, pastikan jika pemberian susu formula tersebut telah mendapatkan persetujuan dari dokter anak ataupun ahli gizi.
2. Mengatur pola makan yang sehat
Untuk anak di atas enam bulan, atau yang sudah bisa makan, wajib hukumnya bagi orangtua untuk memerhatikan asupan makanan yang mereka makan setiap hari. Pastikan orangtua hanya memberikan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).
Memberikan makan yang sehat dan bergizi seimbang mungkin tampak mudah dan sepele. Faktanya, orangtua harus jeli saat memberikan makanan bergizi untuk anak.
Usahakan untuk tidak memberikan makanan yang itu-itu saja. Selain bikin anak cepat bosan, hal tersebut justru membuat anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup. Sebaliknya, berikan anak makanan yang bervariasi dengan kandungan protein, karbohidrat, serat, lemak baik, dan vitamin serta mineral. Pasalnya, semakin banyak variasi makanan yang dimakan oleh anak, semakin banyak pula zat gizi yang akan ia dapat nantinya. Jadi, pastikan orangtua menyiapkan bahan makanan yang berbeda setiap harinya.
3. Perhatikan porsi makan yang tepat
Selain memberikan makanan yang bergizi, penting pula bagi orangtua untuk memerhatikan porsi makan anak. Pastikan anak makan dengan porsi yang cukup dan sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Selain itu, alih-alih langsung memberikan makan dalam porsi yang besar, sebaiknya orangtua memberikan anak makanan dengan porsi kecil tapi sering. Tidak sekaligus. Penting untuk dipahami, dengan melihat terlalu banyak makanan di piring, beberapa anak justru merasa perutnya sudah penuh atau kenyang.
4. Beri suplemen makanan
Cara lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak kurang gizi adalah dengan memberikan mereka suplemen makanan. Suplemen makanan yang mengandung nutrisi serta vitamin dan mineral dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak dengan kurang gizi.
Kendati begitu, ada baiknya orang tua berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter anak maupun ahli gizi mengenai pemberian suplemen ini. Dokter ataupun ahli gizi mungkin akan meresepkan suplemen jenis tertentu, yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan anak serta tingkat keparahan kurang gizi yang dialami anak.
5. Pantau terus kondisi anak
Anak yang kurang gizi harus dipantau terus kondisi kesehatannya supaya tidak semakin memburuk sekaligus menilai efektif tidaknya pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin untuk mengetahui perkembangan kondisi dan status gizi si kecil.
Selain berbagai cara yang sudah disebutkan di atas, penting juga bagi orangtua untuk memerhatikan kebersihan diri Si Kecil. Ingat, anak yang kurang gizi umumnya lebih mudah sakit karena daya tahan tubuhnya cenderung lemah. Itu sebabnya, salah satu terbaik yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa kebersihan diri anak selalu terjaga adalah dengan mengajarkannya cuci tangan.
Pastikan anak selalu mencuci tangan sebelum makan menggunakan Lifebuoy Sabun Cuci Tangan Total 10 agar terhindar dari virus atau kuman penyebab penyakit. ActiveSilver+ Formula yang terkandung dalam sabun cuci tangan Lifebuoy Total 10 terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap 10 kuman penyebab masalah kesehatan. memberikan perlindungan secara total dan menyeluruh pada kulit Si Kecil.